Selasa, 30 Jun 2009

TANGISAN KEINSAFAN PEMBERSIH DOSA...


Bangun dan sujud pada tengah malam amalan Rasullah serta sahabat

SAIDINA Abu Bakar al-Siddiq adalah seorang sahabat Rasulullah SAW yang amat penyedih. Apabila beliau membaca ayat Allah, air matanya tidak dapat dibendung. Hatinya begitu lembut, sensitif dan cepat tersentuh. Saidina Umar pula suka mengingatkan dirinya terhadap hari perhitungan. Ketakutan sentiasa menguasai hatinya. Wajahnya diguris bekas aliran tangisan yang terus-menerus mengalir mengingat hari perjumpaan dengan Allah kelak.


Ketika dalam keadaan sakit tenat yang membawa kepada kematiannya, beliau berkata, kepada anaknya Abdullah bin Umar: “Letakkan pipiku di atas tanah.” Abdullah melarang dengan lembut sambil berkata: “Wahai ayah, bukankah itu akan membuatmu semakin sakit?” Umar berkata lagi: “Aku tidak peduli, letakkan aku di atas tanah, celakalah aku jika Tuhanku tidak merahmati aku!”


Tangisan adalah ubat bagi hati yang keras. Ia mendatangkan cahaya dan membersih daripada kekotoran dosa, manakala berlebihan tertawa dan bersenda gurau membawa kepada kelalaian, mengeraskan hati dan mengeruhkan kesuciannya.


Rasulullah SAW suatu ketika bertemu sahabat yang tertawa sambil bergurau. Baginda SAW bersabda maksudnya: “Jika kamu semua mengetahui seperti apa yang aku ketahui, nescaya kamu akan banyak menangis dan sedikit tertawa.”


Ada beberapa alasan mengapa orang beriman perlu menangisi dirinya:


Dia tidak tahu qada dan qadar atas dirinya.
Rasulullah SAW bersabda maksudnya: “Sesungguhnya kamu dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibu 40 hari air mani, kemudian menjadi segumpal darah selama 40 hari lagi, kemudian menjadi seketul daging selama 40 hari, kemudian diutuskan kepadanya malaikat lalu ditiupkan roh kepadanya dan dituliskan empat kalimah iaitu rezekinya, umurnya, amalnya, celakanya atau bahagianya. Maka, demi Allah yang tidak ada Tuhan selain-Nya, sesungguhnya seseorang mengerjakan amal ahli syurga sehingga tidak ada jarak antaranya dengan syurga itu melainkan sehasta, kemudian terdahulu atasnya ketentuan tulisan lalu ia pun mengerjakan amal ahli neraka maka masuklah ia ke dalamnya. Dan seseorang mengerjakan amal ahli neraka sehingga tidak ada jarak di antaranya dengan neraka kecuali sehasta. Kemudian terdahulu atasnya ketentuan tulisan lalu dia pun mengerjakan amalan ahli syurga maka masuklah dia ke dalamnya.” (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim).


Siapakah yang boleh menjamin nama kita termasuk dalam senarai ahli syurga? Tidakkah hal itu petanda bahawa kita tidak berkuasa menolong diri sendiri? Letakkanlah diri kita sentiasa dalam keadaan cemas, takut dan harap kepada Allah. Caranya dengan banyak menangis dan memohon pertolongan-Nya.


Menangislah kerana ingat terhadap malam pertama di alam kubur.
Siapakah yang menjadi teman untuk seorang pengantin yang memakai helaian kafan?
Ditinggalkan sendirian menanggung nasib, meratapi kepergian orang yang menghantar ke kuburnya. Jangan pergi! Mana anakku, isteri dan saudara mara yang dulu mengasihiku? Semua hartaku, siapa yang menghabiskan segala jerih payahku selama ini? Lubang itu terlalu sempit, tempat cacing dan ulat menggigit-gigit.


Malam pertama di sini sungguh berat ditanggung sendiri. Ada malaikat yang datang membawa urusan amat penting. Persoalan yang bukan senda gurau kekasih pada malam pengantin. Bahkan, gertakan yang mengecutkan hati dan kekerasan yang memadamkan kegembiraan.


Siapakah yang mahu menolong aku, menemani dan membela diriku? Di mana sembahyang, puasa, haji dan sedekahku? Datanglah selimuti aku daripada kepedihan seksa ini. Di mana bacaan al-Quran, zikir dan kelembutan lidah yang pernah mengeluarkan kata-kata yang baik?


Datanglah semua segala kebaikanku dari atas kepala, di sebelah tangan, di kaki, di seluruh tubuh badan yang kaku dan pucat ini.
Siapakah yang sanggup membela jika bukan amal salih di dunia. Mayat itu menangis di perut bumi, menyesal mengapa dulu ia tidak menangis ketika bersimpuh di atas bumi?


Menangis kerana ingatkan hari perhitungan.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Orang yang muflis di kalangan umatku ialah: Seseorang yang datang pada hari kiamat dengan pahala sembahyang, puasa dan zakat. Tetapi, dia pernah mencaci si polan, menuduh si polan, menumpah darah si polan dan memukul si polan. Maka akan diberikan kepada orang yang teraniaya itu daripada pahala kebaikan orang tadi sehingga apabila habis pahalanya, sedangkan belum semua terbayar, maka akan diambil ganti dari dosa orang itu dan dibebankan kepadanya dan dia dicampakkan ke dalam neraka kerananya.” (Riwayat Muslim dari Abu Hurairah)
Ingatlah keaiban diri yang terlalu banyak untuk dihitung, jangan sibuk menyebut aib orang lain. Semua orang di sekeliling kita tidak dapat menolong kecuali amal ibadat yang dilakukan dengan keikhlasan.


Bilakah saat dan ketika paling tepat untuk kita menangis supaya lembut hati yang keras oleh hawa nafsu yang dituruti? Pada tengah malam yang dingin, bangun dan berdiri tanpa diketahui oleh manusia yang asyik bermimpi, sujud dan doa yang panjang, bacaan al-Quran dan zikrullah juga istighfar.


Amalan ini menjadi kebiasaan Rasulullah SAW dan sahabatnya serta menjadi ikutan orang salih yang mahukan ketenangan jiwa pada akhir zaman ini. Ubati kegelisahan, tekanan dan kesakitan jiwa dengan menangis, solat dan zikrullah.


INTI PATI
Seseorang manusia tidak tahu qada dan qadar atas dirinya, oleh itu letakkanlah diri kita sentiasa dalam keadaan cemas, takut dan harap kepada Allah. Caranya dengan banyak menangis dan memohon pertolongan-Nya.


Menangislah kerana ingat terhadap malam pertama pada alam kubur. Malam pertama di sini sungguh berat ditanggung sendiri. Ada malaikat yang datang membawa urusan yang amat penting. Bahkan, gertakan yang mengecutkan hati dan kekerasan yang memadamkan kegembiraan.


Menangis kerana ingatkan hari perhitungan. Ingatlah keaiban diri yang terlalu banyak untuk dihitung, jangan sibuk menyebut aib orang lain. Semua orang di sekeliling kita tidak dapat menolong kecuali amal ibadat yang dilakukan dengan keikhlasan.

Ahad, 28 Jun 2009

QADA' DAN QADAR...

Mengapa dengan beriman kepada qada dan qadar, manusia akan mencapai kesuksesan hidup?

Kata qadar berarti ukuran (miqdar), dan taqdir (takdir) yaitu ukuran sesuatu dan menjadikannya pada ukuran tertentu, atau menciptakan sesuatu dengan ukurannya yang ditentukan. Sedangkan kata qadha berarti menuntaskan dan memutuskan sesuatu, yang di dalamnya menyiratkan semacam unsur konvensi. Terkadang dua kata ini digunakan secara sinonim yang berarti nasib.Maksud dari takdir Ilahi yaitu bahwa Allah swt. telah menciptakan segala sesuatu serta telah menetapkan kadar dan ukurannya masing-masing dari segi kuantitas, kualitas, ruang dan waktu. Dan hal ini dapat teralisasi di dalam rangkaian sebab-sebab.Sedangkan yang dimaksud qadha Ilahi adalah menyam-paikan sesuatu kepada tahap kepastian wujudnya, setelah terpenuhinya sebab-sebab dan syarat-syarat sesuatu itu. Berdasarkan maksud ini, tahap takdir itu lebih dahulu dari tahap qadha’, karena di dalam takdir terdapat beberapa tahap gradual dan syarat-syarat yang jauh, tengah dan dekat. Dan takdir ini dapat mengalami perubahan dengan berubahnya sebagian sebab dan syaratnya.
Kaum mukmin yang meyakini bahwa setiap kejadian tidak bisa lepas dari kehendak Allah Yang Bijak, dan semua kejadian itu bersumber dari takdir dan qadha’ Ilahi, ia tidak akan merasa takut menghadapi peristiwa yang menyakitkan. Ia tidak akan pernah berputus asa. Ketika ia merasa yakin bahwa kejadian-kejadian itu merupakan bagian dari tatanan alam Ilahi Yang Bijak, pasti akan terwujud sesuai dengan kemaslahatan dan kebijaksanaan, maka ia akan menerimanya dengan lapang dada. Karena dengan jalan ini seorang mukmin akan sampai kepada sifat-sifat yang terpuji seperti: sabar, tawakal, ridha, dan sebagainya.
Demikian pula hati seorang mukmin tidak akan terkait dan tidak akan tertipu oleh dunia, dan tidak akan bangga dengan kesenangannya. Ia tidak akan tertimpa penyakit sombong. Dan ia tidak akan menjadikan nikmat Ilahi sebagai sarana untuk mencapai status sosial.
Allah swt. menyinggung manfaat-manfaat besar ini melalui ayat-Nya:
“Tidak ada suatu bencana apa pun yang menimpa di muka bumi ini dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab lauh mahfuz, sebelum Kami menciptakannya.Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu agar kalian tidak berduka cita dari apa yang lepas dari diri kalian dan supaya kalian jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya terhadap kalian dan Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Qs. Al-Hadid: 22-23).
Sehingga sangat masuk akal jika dengan percaya Qada dan Qadar, manusia akan menemui kesuksesan, karena ketika dia dalam kondisi di bawah maka ia takkan pernah putus asa, dan ketika dia di posisi atas, maka ia pun takkan menjadi kufur atau sombong.

Selasa, 23 Jun 2009

REZEKI ALLAH


Nabi SAW mengundang para sahabat untuk menghadiri walimatul ursy yang diadakan beliau dengan seorang wanita yang menjadi istrinya. Para sahabat hadir dan begitu mereka menyaksikan tentang rupa makanan yang dijamukan oleh Rasulullah SAW, mereka tak tahan untuk tidak memperbincangkannya.
" Darimana Rasulullah SAW akan mampu memenuhi kebutuhan hidup dari para istri-istrinya ? coba lihat, jamuan walimahnya saja cuma seperti itu ?"
Rasulullah SAW diam saja. Beliau bukan tidak tahu apa yang diperbincangkan oleh para sahabat saat itu. Usai menunaikan sholat, Rasulullah SAW menceritakan suatu kisah kepada para sahabat yang hadir.
" Aku ingin menceritakan suatu kisah perihal rejeki kepada kalian. Kisah ini diceritakan oleh malaikat Jibril kepadaku. Bolehkah aku meneruskan kisah ini kepada kalian ?"
Rasulullah SAW kemudian memulai kisahnya.
" Suatu ketika Nabi sulaiman a.s melakukan sholat ditepi pantai. USai sholat, beliau melihat ada seekor semut sedang berjalan di atas air sambil membawa daun hijau. Beliau yang mengerti bahasa binatang mendengar si semut memanggil-manggil si katak. Tak berapa lama kemudian, lalu seekor katak muncul. Ada apa gerangan dengan si katak itu sehingga si semut terus-menerus memanggilnya tadi ? Nabi Sulaiman menyaksikan bahwa begitu si katak muncul, katak itu langsung saja menggendong sang semut masuk ke dalam air menuju dasar laut.
Ada apa di dasar laut ? Semut itu menceritakan kepada Nabi Sulaiman a.s bahwa di sana ada berdiam seekor ulat. Sang ulat menggantungkan rejekinya kepada si semut.
" Sehari dua kali aku diantar oleh malaikat ke dasar laut untuk memberi makanan kepada ulat itu ". Demikian si semut memberikan penjelasannya kepada Nabi Sulaiman a.s. " Siapakah malaikat itu, hai semut ?" tanya Nabi Sulaiman kepada si semut dengan penuh selidik. " Si katak sendiri. MAlaikat menjelmakan dirinya menjadi katak yang kemudian mengantarkan aku menuju dasar laut ".
Setiap selesai menerima kiriman daun hijau dan melahapnya, si ulat tak lupa memanjatkan rasa syukur kepada Allah SWT, " Maha Besar Allah yang men-takdir-kan aku hidup di dasar laut ". Dalam mengakhiri ceritanya itu, Rasulullah SAW memberi pandangannya.
" Jika ulat saja yang hidupnya di dasar laut, Allah SWT masih tetap memberinya makanan, maka apakah Allah SWT tega menelantarkan umat Muhammad soal rejeki dan rakhmatnya ?"

Isnin, 22 Jun 2009

Orang yang terlepas seksaan di Padang Mahsyar...


Berikut adalah orang-orang yang terlepas dari seksaan di Padang mashyar (menurut ceramah Ustad Ismail Kamus) :


1) Pemimpin yang adil.

2) Orang yang bersedekah yang tak tahu tangan kiri atau kanannya.

3) Orang yang muda-muda sudah beramal.

4) Orang yang suka pergi(beramal) ke masjid.

5) Orang yang dipelawa seorg wanita buat jahat,tapi menolaknya kerana takut pada Allah SWT

6) Orang yang bersahabat baik kerana Allah SWT.

7) Orang yang bangun waktu malam, meleleh air matanya beribadat seorang diri.

Ahad, 21 Jun 2009

SIFAT ROMANTIK RASULLULLAH S.W.T

Rasulullah SAW adalah contoh yang terbaik seorang suami yang mengamalkan sistem Poligami. Baginda romantik kepada kesemua isterinya. disebutkan satu kisah pada suatu hari isteri-isteri baginda berkumpul dihadapanbaginda lalu bertanya siapakah diantara mereka (isteri-isteri) baginda yang paling disayangi". Rasulullah SAW hanya tersenyum lalu berkata, "Saya akan beritahu kamu kemudian~. "Selepas daripada pertemuan itu, Rasulullah telah memberikan setiap seorang daripada isteri-isteri baginda sebentuk cincin. Baginda berpesan supaya tidak memberitahu kepada isteri-isteri yang lain~ . Lalu suatu hari mereka berkumpul lagi dan bertanyakan soalan yang sama. Rasulullah SAW lalu menjawab "Orang yang paling aku sayangi ialah yang kuberikan cincin kepadanya". Isteri-isteri baginda tersenyum puas kerana menyangka hanya diri mereka sahaja yang mendapat cincin dan merasakan bahawa diri mereka tidak terasing.Tidak ketinggalan amalan-amalan lain yang boleh dilakukan untuk mendapat suasana romantik ini Rasulullah SAW ada bersabda yang bermaksud: "Apabila pasangan suami isteri berpegangan tangan, dosa-dosa akan keluar melalui celah-celah jari mereka". Rasulullah SAW selalu berpegangan tangan dengan Aisyah ketika di dalam rumah. Baginda acap kali memotong kuku isterinya, mandi junub bersama, dan mengajak salah seorang dari isteri baginda pergi musafir (mengikut undian) untuk menambahkan lagi kasih sayang di antara mereka.Inilah serba sedikit kisah romantik Rasulullah SAW agar dapat kita tauladani dan praktikkan dalam kehidupan berumahtangga. Pada suami-suami yang budiman selepas ini peganglah tangan isteri anda setiap waktu, setiap masa dan setiap saat begitu juga pada isteri-isteri solehah peganglah tangan suami anda bagi menghapuskan segala dosa-dosa~. ada yang belum berumahtangga tu cepat-cepatlah mendirikan rumahtangga~ kerana dengan perkahwinan itu boleh menjamin anda ke syurga."Ya Allah cantikkanlah akhlak ku seperti mana cantiknya akhlak Rasulullah SAW, tenangkanlah hati ku bagai tenangnya air di tasik, dan serikanlah wajahku bagai bercahayanya bulan purnama di hari berserinya wajah orang-orang beriman...." Aaaammmmmiiiiin~ Ya Rabbal 'Alamin~^^ Sabda Nabi, ilmu itu milik Tuhan, barang siapa menyebarkan ilmu demi kebaikan, Insya Allah Tuhan akan menggandakan 10 kali kepadanya ALLAHUAKBAR~

Jumaat, 19 Jun 2009

SAHABAT ATAU MUSUH SYAITAN ?


Siapakah Musuh Syaitan
1. Rasulullah s.a.w.
2. Orang beriman yang pengasih dan penyayang.
3. Orang beriman yang suka memberi nasihat.
4. Orang beriman yang sentiasa bertaubat diatas dosa dan setiap kesalahannya.
5. Orang beriman yang berakhlak mulia.
6. Orang beriman yang banyak melakukan sedekah jariah.
7. Orang beriman yang dapat memberi manfaat kepada orang ramai.
8. Orang beriman yang sentiasa berwuduk dan menjaga wuduknya.
9. Orang beriman yang sentiasa tidak berkeinginan untuk melakukan sesuatu yang haram.
10. Orang beriman yang sentiasa menjaga sembahyangnya dan melakukannya dengan penuh kusyuk.
11. Orang beriman yang beristiqomah dalam membaca al Quran.
12. Orang kaya yang sentiasa merendah diri.
13. Orang yang bangun sembahyang di waktu tengah malam sedang orang lain tidur.
14. Peniaga yang jujur dan tidak pernah menipu akan sukatan timbangannya.
15. Ketua negara atau pemerintah atau imam yang adil
Siapakah Sahabat Syaitan
Ø Orang kaya yang sombong.
Ø Peminum arak.
Ø Hakim yang tidak adil.
Ø Peniaga yang tidak jujur.
Ø Orang yang tidak mengeluarkan zakat.
Ø Orang yang meremehkan sembahyangnya.
Ø Orang yang menganiaya, menzalimi dan memakan harta anak yatim.
Ø Orang yang beramal kerana ingin mendapatkan pujian dan nama.
Ø Orang yang suka duduk termenung dan mengelamun.
Ø Penghasud dan pendengki bila orang lain mendapat kesenangan

Khamis, 18 Jun 2009

MUSLIMAH SOLEHAH....

Mampukah aku menjadi seperti Siti Khadijah?
Agung cintanya pada Allah dan Rasulullah
Hartanya diperjuangkan ke jalan fisabilillah
Penawar hati kekasih Allah
Susah dan senang rela bersama…
Dapatkah kudidik jiwa seperti Siti Aishah?
Isteri Rasulullah yang bijaksana
Pendorong kesusahan dan penderitaan
Tiada sukar untuk dilaksanakan…
Mengalir air mataku
Dengan pengorbanan puteri solehah Siti Fatimah
Akur dalam setiap perintah
Taat dengan abuyanya, yang sentiasa berjuang
Tiada memiliki harta dunia
Layaklah dia sebagai wanita penghulu syurga…
Ketika aku marah
Inginku intip serpihan sabar
Dari catatan hidup Siti Sarah….
Tabahlah jiwakuSetabah ummi Nabi Ismail
Mengendong bayinya yang masih merah
Mencari air penghilang dahaga
Di terik padang pasir merak
Ditinggalkan suami akur tanpa bantah
Pengharapannya hanya pada Allah
Itulah wanita Siti Hajar….
Mampukah aku menjadi wanita solehah?
Mati dalam keunggulan iman
Bersinar indah, harum tersebar
Bagai wanginya pusara Masyitah….

Rabu, 17 Jun 2009

3 CARA BERSYUKUR...


''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS Alnahl [16]: 18). Bersyukur merupakan salah satu kewajiban setiap orang kepada Allah. Begitu wajibnya bersyukur, Nabi Muhammad yang jelas-jelas dijamin masuk surga, masih menyempatkan diri bersyukur kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Nabi selalu menunaikan shalat tahajud, memohon maghfirah dan bermunajat kepada-Nya. Seusai shalat, Nabi berdoa kepada Allah hingga shalat Subuh.Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah dilaksanakan, tidak banyak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah berarti berterima kasih kepada Allah karena kemurahan-Nya. Dengan kata lain, bersyukur berarti mengingat Allah yang Mahakaya, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Penyantun.Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah. Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya.Kedua, bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa mengucapkan subhana Allah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Allah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdu li Allah, maka baginya 30 kebaikan.''Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, ''Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).'' (QS Aldhuha [93]: 11).

Isnin, 15 Jun 2009

MENGINGATI KIAMAT BANGKIT KEINSAFAN

Allah berfirman yang bermaksud:

“Apabila matahari digulung dan bintang berjatuhan dan apabila gunung dihancurkan dan unta yang bunting ditinggalkan tidak dipedulikan dan apabila binatang liar dikumpulkan dan lautan dijadikan meluap dan apabila roh dipertemukan dengan tubuh, bayi perempuan dikuburkan hidup-hidup ditanya kerana dosa apakah ia dibunuh, dan apabila catatan amal perbuatan manusia dibuka dan langit dilenyapkan dan apabila api neraka jahim dinyalakan dan syurga didekatkan, maka setiap jiwa akan mengetahui apa yang sudah dikerjakannya, sesungguhnya Aku bersumpah dengan bintang yang beredar dan terbenam demi malam apabila sudah hampir meninggalkan gelap dan demi subuh apabila fajarnya mula menyingsing, sesungguhnya al-Quran itu benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan mulia yang mempunyai kekuatan, kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai arsy ditaati lagi dipercayai.” (Surah at-Takwir, ayat 1-21)

Rabu, 10 Jun 2009

Di sini saya ingin menyentuh tentang pemakaian tudung kaum wanita masa kini sebagai renungan bagi wanita Islam. Bila wanita menjaga auratnya dari pandangan lelaki bukan muhram, bukan sahaja dia menjaga maruah dirinya, malah maruah wanita mukmin keseluruhannya.
Harga diri wanita terlalu mahal. Ini kerana syariat telah menetapkan supaya wanita berpakaian longgar dengan warna yang tidak menarik serta menutup seluruh badannya dari kepala hingga ke kaki.
Kalau dibuat perbandingan dari segi harta dunia seperti intan dan berlian, ianya dibungkus dengan rapi dan disimpan pula di dalam peti besi yang berkunci. Begitu juga diumpamakan dengan wanita, Kerana wanita yang bermaruah tidak akan mempamerkan tubuh badan di khalayak umum. Mereka masih boleh tampil di hadapan masyarakat bersesuaian dengan garisan syarak. Wanita tidak sepatutnya mengorbankan maruah dan dirinya semata-mata untuk mengejar pangkat, darjat, nama, harta dan kemewahan dunia. Menyentuh berkenaan pakaian wanita, alhamdulillah sekarang telah ramai wanita yang menjaga auratnya, sekurang-kurangnya dengan memakai tudung. Dapat kita saksikan di sana sini wanita mula memakai tudung. Pemakaian tudung penutup aurat sudah melanda dari peringkat bawahan hingga kepada peringkat atasan. sama ada dari golongan pelajar-pelajar sekolah hinggalah kepada pekerja-pekerja pejabat-pejabat.
Walaupun pelbagai gaya tudung diperaga dan dipakai, namun pemakaiannya masih tidak lengkap dan sempurna. Masih lagi menampakkan batang leher, dada dan sebagainya. Ada yang memakai tudung, tetapi pada masa yang sama memakai kain belah bawah atau berseluar ketat dan sebagainya. Pelbagai warna dan pelbagai fesyen tudung turut direka untuk wanita-wanita Islam kini.
Ada rekaan tudung yang dipakai dengan songkok di dalamnya, dihias pula dengan kerongsang (broach) yang menarik. Labuci warna-warni dijahit pula di atasnya. Dan berbagai-bagai gaya lagi yang dipaparkan dalam majalah dan suratkhabar fesyen untuk tudung. Rekaan itu kesemuanya bukan bertujuan untuk mengelakkan fitnah, sebaliknya menambahkan fitnah ke atas wanita. Walhal sepatutnya pakaian bagi seorang wanita mukmin itu adalah bukan sahaja menutup auratnya, malah sekaligus menutup maruahnya sebagai seorang wanita. Iaitu pakaian dan tudung yang tidak menampakkan bentuk tubuh badan wanita, dan tidak berhias-hias yang mana akan menjadikan daya tarikan kepada lelaki bukan muhramnya. Sekaligus pakaian boleh melindungi wanita dari menjadi bahan gangguan lelaki yang tidak bertanggungjawab.
Bilamana wanita bertudung tetapi masih berhias-hias, maka terjadilah pakaian wanita Islam sekarang walaupun bertudung, tetapi semakin membesarkan riak dan bangga dalam diri. Sombong makin bertambah. Jalan mendabik dada. Terasa tudung kitalah yang paling cantik, up-to-date, sofistikated, bergaya, ada kelas dan sebagainya. Bertudung, tapi masih ingin bergaya. Kesimpulannya, tudung yang kita pakai tidak membuahkan rasa kehambaan. Kita tidak merasakan diri ini hina, banyak berdosa dengan Tuhan mahupun dengan manusia. Kita tidak terasa bahawa menegakkan syariat dengan bertudung ini hanya satu amalan yang kecil yang mampu kita laksanakan. Kenapa hati mesti berbunga dan berbangga bila boleh memakai tudung? Ada orang bertudung tetapi lalai atau tidak bersembahyang. Ada orang yang bertudung tapi masih lagi berkepit dan keluar dengan teman lelaki. Ada orang bertudung yang masih terlibat dengan pergaulan bebas. Ada orang bertudung yang masih menyentuh tangan-tangan lelaki yang bukan muhramnya.
Dan bermacam-macam lagi maksiat yang dibuat oleh orang-orang bertudung termasuk kes-kes besar seperti zina, khalwat dan sebagainya. Jadi, nilai tudung sudah dicemari oleh orang-orang yang sebegini. Orang Islam lain yang ingin ikut jejak orang-orang bertudung pun tersekat melihat sikap orang-orang yang mencemari hukum Islam. Mereka rasakan bertudung atau menutup aurat sama sahaja dengan tidak bertudung. Lebih baik tidak bertudung. Mereka rasa lebih bebas lagi. Orang-orang bukan Islam pula tawar hati untuk masuk Islam kerana sikap umat Islam yang tidak menjaga kemuliaan hukum-hakam Islam.
Walaupun bertudung, perangai mereka sama sahaja dengan orang-orang bukan Islam. mereka tidak nampak perbezaan agama Islam dengan agama mereka. Lihatlah betapa besarnya peranan tudung untuk dakwah orang lain. Selama ini kita tidak sedar diri kitalah agen bagi Islam. Kita sebenarnya pendakwah Islam. Dakwah kita bukan seperti pendakwah lain tapi hanya melalui pakaian. Kalau kita menutup aurat, tetapi tidak terus memperbaiki diri zahir dan batin dari masa ke semasa, kitalah punca gagalnya mesej Islam untuk disampaikan. Jangan lihat orang lain. Islam itu bermula dari diri kita sendiri. Ini tidak bermakna kalau akhlak belum boleh jadi baik tidak boleh pakai tudung. Aurat, wajib ditutup tapi dalam masa yang sama, perbaikilah kesilapan diri dari masa ke semasa. Tudung di luar tudung di dalam (hati). Buang perangai suka mengumpat, berdengki, berbangga, ego, riak dan lain-lain penyakit hati. Walau apapun, kewajipan bertudung tidak terlepas dari tanggungjawab setiap wanita Muslim. sama ada baik atau tidak akhlak mereka, itu adalah antara mereka dengan Allah. Amat tidak wajar jika kita mengatakan si polanah itu walaupun bertudung, namun tetap berbuat kemungkaran.
Berbuat kemungkaran adalah satu dosa, manakala tidak menutup aurat dengan menutup aurat adalah satu dosa lain. Kalau sudah mula menutup aurat, elak-elaklah diri dari suka bertengkar. Hiasi diri dengan sifat tolak ansur. Sentiasa bermanis muka. Elakkan pergaulan bebas lelaki perempuan. Jangan lagi berjalan ke hulu ke hilir dengan teman lelaki. Serahkan pada Allah tentang jodoh. Memang Allah sudah tetapkan jodoh masing-masing. Yakinlah pada ketentuan qada' dan qadar dari Allah. Apabila sudah menutup aurat, cuba kita tingkatkan amalan lain. Cuba jangan tinggal sembahyang lagi terutama dalam waktu bekerja. Cuba didik diri menjadi orang yang lemah-lembut. Buang sifat kasar dan sifat suka bercakap dengan suara meninggi. Buang sikap suka mengumpat, suka mengeji dan mengata hal orang lain. jaga tertib sebagai seorang wanita. Jaga diri dan maruah sebagai wanita Islam.
Barulah nampak Islam itu indah dan cantik kerana indah dan cantiknya akhlak yang menghiasi peribadi wanita muslimah. Barulah orang terpikat untuk mengamalkan Islam. Dengan ini, orang bukan Islam akan mula hormat dan mengakui "Islam is really beautiful." Semuanya bila individu Islam itu sudah cantik peribadinya. Oleh itu wahai wanita-wanita Islam sekalian, anda mesti mengorak langkah sekarang sebagai agen pengembang agama melalui pakaian.
pesanan daku..tutuplah aurat wahai saudaraku....jagalah maruah seorang wanita
((pss..: susah sangat ke nak tutup aurat kau ah??bukannya berat pun benda nk dipakainya...pandai-pandailah guna otak sendiri...))

Sabtu, 6 Jun 2009

SIFAT SYURGA SERTA AHLINYA



Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Ya Rasullullah, dari apakah dibuat syurga itu?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Dari air." Kami bertanya: "Beritakan tentang bangunan syurga." Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Satu bata dari emas dan satu bata dari perak, dan lantainya kasturi yang semerbak harum, tanahnya dari za'faran, kerikilnya mutiara dan yakut, siapa yang masuk dalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati, tidak lapuk pakaiannya, tidak berubah mukanya."
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiga macam doa yang tidak akan tertolak: Imam (pemimpin, hakim) yang adil, dan orang puasa ketika berbuka dan orang yang teraniaya, maka doanya terangkat diatas awan, dilihat oleh Tuhan lalu berfirman: "Demi kemuliaan dan kesabaranKu, Aku akan bela padamu walau hanya menanti masanya."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: " Sesungguhnya didalam syurga ada pohon besar sehingga seorang yang berkenderaan dapat berjalan dibawah naungannya selama seratus tahun tidak putus naungannya, bacalah: Wa dhillin mamdud (Yang bermaksud) Dan naungan yang memanjang terus. Dan didalam syurga kesenangannya yang tidak pernah dilihat mata atau didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terlintas dalam hati (perasaan) manusia. Bacalah kamu: Fala ta'lamu nafsun maa ukh fia lahum min qurrati a'yunin jazza'an bima kanu ya'malun (Yang bermaksud) Maka tidak seorang pun yang mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari kesenangan yang memuaskan hari sebagai pembalasan apa yang telah mereka lakukan. Dan temapt pecut didalam syurga lebih baik dari dunia siisinya. Bacalah ayat: Faman zuhziha aninnari wa udkhillal jannata faqad faza (Yang bermaksud) Maka siapa dijauhkan dari api dan dimasukkan dalam syurga bererti telah untung."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Sesungguhnya didalam syurga ada bidadari yang dijadikan dari empat macam iaitu misik, ambar, kafur dan za'faran, sedang tanahnya dicampur dengan air hidup (hayawan), dan setelah dijadikan maka semua bidadari asyik kepadanya, andaikan ia berludah dalam laut tentu menjdai tawar airnya, tercantum dilehernya: Siapa yang ingin mendapat isteri seperti aku, maka hendaklah taat kepada Tuhanku."
Mujahid berkata: "Bumi syurga dari perak, dan tanahnya dari misik, dan urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, sedang daun dan buahnya dibawah itu, maka siapa yang makan sambil berdiri tidak sukar, dengan duduk juga tidak sukar, dan sambil berbaring juga tidak sukar, kemudian membaca ayat: Wa dzulillat quthufuha tadzlila. (Yang bermaksud) Dan dimudahkan buah-buahnya sehingga semudah-mudahnya. Sehingga dapat dicapai oleh orang yang berdiri maupun yang duduk dan berbaring.
Abu hurairah r.a. berkata: "Demi Allah yang menurunkan kitab pada Nabi Muhammad s.a.w. Sesungguhnya ahli syurga tiap saat bertambah elok cantiknya, sebagaimana dahulu didunia bertambah tua."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shuhaib r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda yang bermaksud: "Apabila ahli syurga telah masuk kesyurga dan ahli neraka telah masuk keneraka, maka ada seruan: Hai ahli syurga, Allah akan menepati janji-Nya kepada kamu. Mereka berkata: "Apakah itu, tidakkah telah memberatkan timbangan amal kami dan memutihkan wajah kami dan memesukkan kami kedalam syurga dan menghindarkan kami dari neraka. Maka Allah membukakan bagi mereka hijab sehingga mereka dapat melihatNya, demi Allah yang jiwaku ada ditanganNya belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih senang daripada melihat zat Allah."
Anas bin Malik r.a. berkata: "Jibril datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. membawa cermin putih yang ditengahnya ada titik hitam, maka Nabi Muhammad s.a.w. bertanya kepada Jibril: "Apakah cermin yang putih ini?" Jawabnya: "Ini hari Jumaat dan titik hitam ini saat mustajab yang ada dihari Jumaat, telah dikurniakan untuk mu dan untuk ummat mu, sehingga ummat-ummat yang sebelumnya berada dibelakangmu, iaitu Yahudi dan Nashara (kristian) dan saat dihari Jumaat, jika seorang mukmin bertepatan berdoa untuk kebaikan pada saat itu pasti ia akan diterima oleh Allah, atau berlindung kepada Allah dari suatu bahaya, pasti akan dihindarkannya, dan hari Jumaat dikalangan kami (Malaikat) dinamakan Yaumal Mazid (hari tambahan)."
Nabi Muhammad s.a.w. bertanya lagi: "Apakah Yaumal Mazid itu?" Jawab Jibril: "Tuhan telah membuat lembah disyurga Jannatul Firdaus, disana ada anak bukitdari misik kasturi dan pada tiap-tiap hari Jumaat disana disediakan mimbar-minbar dari nur (cahaya) yang diduduki oleh para Nabi, dan ada mimbar-mimbar dari emas bertaburan permata yaqut dan zabarjada diduduki para siddiqin, suhada dan solihin, sedang orang-orang ahli ghurof (yang dibilik syurga) berada dibelakang mereka diatas bukit kecil itu berkumpul menghadap kepada Tuhan untuk memuja muji kepada Allah, lalu Allah berfirman: "Mintalah kepadaKu." Maka semua minta (Kami mohon keridhaanMu) Jawab Allah:"Aku telah redho kepadamu, keridhoan sehingga kamu Aku tempatkan dirumahKu dan Aku muliakan kamu." Kemudian Allah menampakkan kepada mereka sehingga mereka dapat melihat zatNya, maka tidak ada hari yang mereka suka sebagaimana hari Jumaat kerana mereka merasa bertambahnya kemuliaan dan kehormatan mereka.
Dalam lain riwayat: Allah menyuruh kepada Malaikat: "Berikan makan kepada para waliKu.", maka dihidangkan berbagai makanan maka terasa pada tiap suap rasa yang lain dari semuanya, bahkan lebih lazat sehingga bila selesai makan, diperintahkan oleh Allah: "Berikan minum kepada hamba-hambaKu." maka diberi minum yang dapat dirasakan kelazatannya pada tiap teguk dan ketika telah selesai maka Tuhan berfirman: "Akulah Tuhanmu telah menepati apa yang Aku janjikan kepadamu dan kini kamu boleh minta, nescaya Aku berikan permintaanmu." Jawab mereka: "Kami minta ridhoMu. kami minta ridhoMu." dua tiga kali. Dijawab oleh Allah: "Aku ridho kepadamu bahkan masih ada tambahan lagi daripadaKu, pada hari ini Aku muliakan kamu dengan penghormatan yang terbesar dari semua yang telah kamu terima." Maka dibukakan hijab sehingga mereka dapat melihat dzat Allah yang Maha Mulia sekehendak Allah, maka segera mereka bersujud kepada Allah sekehendak Allah sehingga Allah menyuruh mereka: "Angkatlah kepalamu sebab kini bukan masa beribadat." Maka disitu mereka lupa pada nikmat-nikmat yang sebelumnya dan terasa benar bahawa tidak ada nikmat lebih besar daripada melihat dzat Allah yang Maha Mulia. Kemudian mereka kembali maka semerbak bau harum dari bawah Arsy dari bukit kasturi yang putih dan ditaburkan diatas kepala mereka, diatas ubun-ubun kuda mereka, maka apabila mereka kembali kepada isteri-isterinya terlihat bertambah indah lebih dari semula ketika mereka meninggalkan mereka sehingga isteri-isteri mereka berkata: "Kamu kini lebih elok dari yang biasa."
Abul-Laits berkata: "Terbuka hijab, bererti hijab yang menutupi mereka untuk melihat-Nya. Dan erti melihat kepadaNya iaitu melihat kebesaran yang belum pernah terlihat sebelumnya tetapi kebanyakkan ahli ilmu mengerikan: Melihat dzat Allah tanpa perumpamaan."
Ikrimah berkata: "Ketangkasan ahli syurga bagaikan orang berumur 33 tahun lelaki dan perempuan sama-sa,a, sedang tingginya enam puluh hasta, setinggi nabi Adam a.s. muda-muda yang mesih bersih halus tidak berjanggut, bola matanya, memakaitujuh puluh macam perhiasan, yang berubah warnanya tiap-tiap jam, tujuh puluh macam warna, maka dapat melihat mukanya dimuka isterinya, demikian pula didadanya, dibetisnya, demikian pula isterinya dapat melihat wajahnya diwajah suaminya, didada dan dibetisnya, mereka tidak berludah dan tidak beringus, lebih-lebih yang lebih kotor, maka lebih jauh."
Dalam lain riwayat: "Andaikan seorang wanita syurga menunjukkan tapak tangannya dari langit nescaya akan menerangi antara langit dan bumi."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya Zaid bin Arqam r.a. berkata: "Seorang ahlil kitab datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan bertanya: "Ya Abal-Qasim, apakah kau nyatakan bahawa orang syurga itu makan dan minum?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Ya, demi Allah yang jiwa Muhammad ada ditanganNya, seorang ahli syurga diberi kekuatan seratus orang dalam makan, minum dan jima (bersetubuh)." Dia berkata: "Sedang orang yang makan, minum ia lazimnya berhajat, sedang syurga itu bersih tidak ada kekotoran? Jawab Nabi Muhammad s.a.w. : "Hajat seseorang itu berupa peluh yang berbau harum bagaikan kasturi."
Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Mu'tah bin Sumai mengenai firman Allah s.w.t.: "Thuba lahum wa husnu ma ab."
Thuba ialah pohon pokok disyurga yang dahannya dapat menaungi tiap rumah disyurga, didalamnya berbagai macam buah dan dihinggapi burung-burung besar sehingga bila seorang ingin burung dapat memanggilnya dan segera jatuh diatas meja makannya, dan dapat makan sayap yang sebelah berupa dinding dan yang lain berupa panggangan, kemudian bila telah selesai ia terbang kembali."
Dari Al'amasy dari Abu Salih dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. yang bermaksud: "Rombongan pertama akan masuk syurga dari ummatku bagaikan bulan purnama, kemudian yang berikutnya bagaikan bintang yang amat terang dilangit, kemudian sesudah itu menurut tingkatnya masing-masing, mereka tidak kencing dan buang air, tidak berludah dan tidak ingus, sisir rambut mereka dari emas dan ukup-ukup mereka dari kayu gahru yang harum dan peluh mereka kasturi dan bentuk mereka seperti seorang yang tingginya bagaikan Adam a.s. enam puluh hasta."
Ibn Abbas r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya ahli syurga itu muda semua, polos, halus, tidak ada rambut kecuali dikepala, alis dan idep (dikelopak mata), sedang janggut, kumis, ketiak dan kemaluan polos tidak ada rambut, tinggi mereka setinggi Nabi Adam a.s. enam puluh hasta, usianya bagaikan Nabi Isa a.s 33 tahun, putih rupanya, hijau pakaiannya, dihidangkan kepada mereka hidangan, maka datang burung dan berkata: "Hai waliyullah, saya telah minum dari sumber salsabil dan makan dari kebun syurga dan buah-buahan, rasanya sebelah badanku masakan dan yang sebelahnya gorengan, maka dimakan oleh orang itu sekuatnya."
Dan tiap orang wali mendapat tujuh puluh perhiasan, tiap perhiasan berbeza warna dengan yang lain, sedang jari-jarinya ada sepuluh cincin, terukir pada yang pertama: Salam alaikum bima shobartum, dan yang kedua: Ud khuluha bisalamin aminin, yang ketiga : Tilkal janatullati urits tumu ha bima kuntum ta'malun, yang keempat: Rufi'at ankumul ahzana wal humum, yang kelima: Albasakum alhuli wal hulal, yang keenam Zawwa jakum ul hurul iin, yang ketujuh: Walakum fihamatasy tahihil anfusu wa taladzzul a'yun wa antum fiha khalidun, yang kelapan: Rafaq tumunnabiyina wassiddiqin, yang kesembilan: Shirtum syababa laa tahromun dan yang kesepuluh: Sakantum fi jiwari man laa yu'dzil jiran."
Abul-Laits berkata: "Siapa yang ingin mendapat kehormatan itu hendaklah menepati lima perkara ini iaitu:
Menahan dari maksiat kerana firman Allah s.w.t.: "Wa nahannafsa anil hawa fainnal jannat hiyal ma'wa yang bermaksud "Dan menahan nasfu dari maksiat maka syurga tempatnya."
Rela dengan pemberian yang sederhana sebab tersebut dalam hadis: "Harga syurga itu ialah tidak rakus pada dunia."
Rajin pada tiap taat dan semua amal kebaikan sebab kemungkinan amal itu yang menyebabkan pengampunan dan masuk syurga seperti firman Allah s.w.t. : "Itu syurga yang diwariskan kepadamu kerana amal perbuatanmu."
Cinta pada orang-orang yang soleh dan bergaul dengan mereka sebab mereka diharapkan syafa'atnya sebagaimana dalam hadis: "Perbanyaklah kawan kerana tiap kawan itu ada syafa'atnya pada hari kiamat."
Memperbanyakkan doa dan minta masuk syurga dan husnul khotimah.
Sebagaimana ahli hikmah berkata: "Condong kepada dunia setelah mengetahui pahala bererti satu kebodohan dan tidak bersungguh-sungguh beramal setelah mengetahui besarnya pahala bererti lemah malas dan di syurga ada masa istirehat tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang tidak pernah istirehat didunia dan ada kepuasan yang tidak dapat dirasakan kecuali oleh orang yang meninggalkan berlebihan didunia, dan cukup dengan kesederhanaan yang ada didunia.
Ada seorang zahid makan sayur dan garam, lalu ditegur oleh orang: "Kamu cukup dengan itu tanpa roti?" Jawabnya: Saya jadikan makanan ini untuk syurga sedang kau jadikan untuk w.c, kau makan segala yang lazat dan akhirnya ke w.c, sedang saya makan sekadar untuk menguatkan taat, semoga saya sampai kesyurga."
Ibrahim bin Adham ketika masuk ketempat permandian dilarang oleh penjaganya: "Jangan masuk kecuali jika membayar wangnya." Maka ia menangis dan berdoa: "Ya Allah, seorang untuk masuk kerumah syaitan tidak diizinkan tanpa wang, maka bagaimana saya akan masuk ketempat para Nabi dan Siddiqin tanpa upah?"
Tersebut dalam wahya yang diturunkan pada sebahagian para Nabi itu: "hai Anak Adam, kau membeli neraka dengan harga mahal dan tidak mau membeli syurga dengan harga murah." Ertinya: Adakalanya pengeluaran untuk maksiat itu banyak dan ringan, tetapi untuk sedekah kebaikan sedikit dan berat."
Abu Hazim berkata: "Andaikata syurga itu tidak dapat dicapai kecuali dengan meninggalkan kesukaannya didunia, nescaya itu ringan dan sedikit untuk mendapat syurga, dan andaikan neraka itu tidak dapat dihindari kecuali dengan menanggung semua kesukaran-kesukaran dunia, niscaya itu ringan dan sedikit disamping keselamatan dineraka. Padahal kamu dapat masuk dan selamat dari neraka dengan sabar menderita satu peratus dari kesukaran."
Yahya bin Mu'adz Arrazi berkata: "Meninggalkan dunia berat tetapi meninggalkan syurga lebih berat, sedang maharnya syurga ialah meninggalkan dunia."
Anas bin Malik r.a berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang minta kepada Allah syurga sampai tiga kali, maka syurga berdoa: "Ya Allah, masukkan ia kesyurga" dan siapa berlindung kepada Allah dari neraka tiga kali maka neraka berdoa: "Ya Allah, hindarkan ia dari neraka."
Semoga Allah s.w.t. menghindarkan kami dari neraka dan memasukkan kami kedalam syurga. Dan andaikan didalam syurga itu tidak ada apa-apa kecuali bertemu dengan kawan-kawan nescaya itu sudah enak dan baik, maka bagaimana padahal disyurga itu segala kehormatan dan kepuasan itu semua ada.
Anas bin Malik r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Didalam syurga ada pasar tetapi tidak ada jual beli, hanya orang-orang berkumpul membicarakan keadaan ketika didunia, dan cara beribadat, bagaimana keadaan antara si fakir dengan si kaya, dan bagaimana keadaan sesudah mati dan lama binasa dalam kubur sehingga sampai kesyurga."
Abul-laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mas'ud r.a. berkata: "Manusia semua akan berdiri didekat neraka, kemudian mereka menyeberang diatas sirat (jambatan) diatas neraka, masing-masing menurut amal perbuatannya, ada yang menyeberang bagaikan kilat, ada yang bagaikan angin kencang, ada yang bagaikan kuda yang cepat larinya, dan seperti lari orang, dan ada yang bagaikan terbang burung, dan ada yang seperti unta yang cepat dan yang akhir berjalan diatas kedua ibu jari kakinya, kemudian tersungkur dalam neraka dan sirat itu licin, halus, tipis, tajam semacam pedang, berduri sedang dikanan kirinya Malaikat yang membawa bantolan untuk membantol (menyeret) orang-orang, maka ada yang selamat, ada yang luka-luka tetapi masih selamat dan ada yang langsung tersungkur kedalam api neraka, sedang para Malaikat itu sama-sama berdoa: "Robbi sallim saliim" (Ya Tuhan, selamatkan, selamatkan) dan ada orang yang berjalan sebagai orang yang terakhir masuk kesyurga, maka ia selamat dari sirat, terbuka baginya pintu syurga dan merasa tidak ada tempat baginya disyurga, sehingga dia berdoa: "Ya Tuhan, tempat saya disini." Jawab Tuhan: "Kemungkinan jika Aku beri kamu tempat ini lalu minta yang lainnya." Jawabnya: "Tidak, demi kemuliaanMu." Maka ditempatkan disitu, kemudian diperlihatkan kepadanya tempat yang lebih baik, sehingga dia merasakan kerendahan tempat yang diberikan kepadanya, lalu ia berkata: "Ya Tuhan, tempatkan lah aku disitu." Dijawab oleh Tuhan: "Kemungkinan jika Aku beri kamu tempat ini lalu minta yang lainnya." Jawabnya: "Tidak, demi kemuliaanMu." kemudian diperlihatkan kepadanya syurga yang lebih baik, sehingga ia merasa bahawa tempatnya masih rendah, tetapi ia diam tidak berani minta beberapa lama sehingga ditanya: "Apakah kau tidak minta?" Jawabnya: "Saya sudah minta sehingga merasa malu." Maka firman Allah s.w.t.: "Untukmu sebesar dunia sepuluh kali, maka inilah yang terendah tempat disyurga."
Abdullah bin Mas'ud berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. jika menceritakan ini maka tertawa sehingga terlihat gigi gerahamnya."
Dalam hadis: "Diantara wanita-wanita didunia ini ada yang kecantikannya melebihi dari bidadari kerana amal perbuatannya ketika didunia."
Firman Allah s.w.t.: "Inna ansya'nahunna insya'a, fija'alnahunna abkara uruban atraba li ash habil yamin." yang bermaksud: "Kami cipta mereka baru dan Kami jadikan mereka tetap gadis yang sangat kasih dan cinta, juga tetap sebaya umurnya, untuk orang-orang ahlil yamin."

Rabu, 3 Jun 2009

AYAT 1000 DINAR



"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.Dan memberi rezeki kepadanya tanpa di sangka-sangka.Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkannya.Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya.Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu."


1001 kisah teladan dan iktibar...


1- SYAHID SELEPAS MENGUCAPKAN SYAHADAH
2-MENAHAN LAPAR SEMALAMAN KERANA MENGHORMATI TETAMU
3-GUNUNG MENANGIS TAKUT TERGOLONG BATU API NERAKA
4-NIAT TAUBAT MENUKAR ARAK MENJADI MADU & BANYAK LAGI...

Selasa, 2 Jun 2009

WANITA YANG DICINTAI IBLIS...



Wanita Yang Derhaka Kepada Allah...
Wanita atau isteri yang tidak mengenali rasa cinta sedikitpun kepada Allah, dalam erti jauh daripada beribadat kepada Allah, tidak pernah sujud dan rukuk, jarang berbuat amal soleh, merupakan sebab-sebab mereka derhaka kepada Allah. Dengan jauhnya mereka daripada mengenali Allah, maka kehidupan mereka semakin dekat dengan maksiat, seterusnya dikawal sepenuhnya oleh iblis laknatullah.Inilah gambaran wanita atau isteri yang akhirnya dicintai Iblis, kerana telah mematuhi sepenuhnya arahan iblis agar berbuat kerosakan di muka bumi. Tidak hairan apabila gambaran rumah tangga suami isteri yang telah dicintai iblis merupakan gambaran rumah tangga yang penuh kehancuran, porak-peranda, bagaikan di dalam neraka.

1. Tidak Mengenal Allah

Untuk mengenal Allah, kita perlukan ilmu. Untuk mendapat ilmu, perlu belajar. Jika tidak mahu berusaha belajar tentang ilmu mengenal Allah, tidak mungkin seseorang itu dapat mencintai-Nya dengan sepenuh hati. Ia kerana bermula dari kenal itu baru datangnya cinta. Apabila kita sudah tidak mengenali Allah, bererti mudahlah bagi iblis untuk menghancurkan kita, seterusnya mengawal kehidupan kita. Sehingga kita melakukan sebarang perbuatan semata-mata kerana kehendak iblis dan mengharapkan habuan dari iblis.

2. Cinta dunia, takut mati

Cinta kepada nikmat kehidupan di dunia membawa kepada takut menghadapi mati. Tidak sanggup berpisah dengan nikmat yang dikecapi dan takut berhadapan dengan Allah lantaran sering mengabaikan aturan-Nya dalam kesibukan mengejar nikmat dunia. Cinta dunia dan takut mati ini, dengan sendirinya membuat seseorang itu sukar untuk mencintai Allah, malah merasa tidak perlu mencintai-Nya. Dia merasa boleh hidup tanpa Allah dan tanpa cinta-Nya. Suami sudah merasa ‘bahagia’ dapat memberi segala yang dimahukan oleh isteri. Isteri sudah merasa ‘bahagia’ mendapat apa yang dimahukan dari suami. Tidak salah mencari nimat dunia tetapi nikmat itu seharusnya mengingatkan kita kepada Pencipta nikmat dan nikmat itu seharusnya digunakan untuk memperolehi cinta-Nya.

3. Hati yang Kotor

Hati yang kotor adalah hati yang penuh dengan ‘najis’ sifat-sifat keji seperti pemarah, pendendam, hasad dengki, penakut dan tamak, akan disibukkan dengan urusan melayan bisikan-bisikan jahat dari nafsu dan syaitan. Hati begini tidak menyediakan ruang untuk diletakkan rasa cinta kepada Allah. Hati perlu dibersihkan dan dihiasi sifat-sifat terpuji seperti sabar, redha, merendah diri, berani, pemaaf dan mencukupi dengan paa yang ada. Hanya hati yang bersih dapat menjadi wadah untuk menampung cinta yang suci dan agung.
Tetapi bila hati kotor dan penuh hasad dengki, pendedndam, tamak dan disibukkan melayan bisikan jahat, itulah ertinya hati telah dikawal sepenuhnya oleh iblis.

4. Melakukan Dosa

Jika seseorang itu tidak bertaubat dari dosa-dosa, atau terlalu banyak berbuat dosa hingga tidak lagi rasa berdosa, hatinya akan terdinding dari petunjuk Allah dan terhalang dari mencintai-Nya serta mendapat cinta-Nya. Sentiasa bertaubat dari dosa-dosa adalah antara syart untuk membina dan menyuburkan rasa cinta kepada Allah.

5. Tidak Mahu Berdoa

Berdoa adalah gambaran rasa lemah, hina dan jahil seorang hamba di depan Allah. Melalui doa, seorang hamba merendahkan diri memohon segala yang dihajati dan menjadi penyebab Allah sempurnakan hajat si hamba. Hamba yang memohon petunjuk akan diberi petunjuk. Hamba yang memohon kekuatan akan diberi kekuatan. Begitulah juga hamba yang memohon untuk mencinta-Nya, akan dipermudahkan menempuh jalan-jalan ke arah itu.

WANITA YANG PENDENDAM
1 . Pengertian dendam

Dendam ialah apabila hati seseorang itu merasa sangat berat terhadap seseorang lain seperti membencinya, menjauhi diri darinya, dan sifat itu akan kekal bersemadi di dalam hati orang itu dan tidak padam-padam.

2. Keburukan-keburukan Dendam

Dengan itu jelaslah bahawa sifat dendam itu berpunca dari sifat marah yang tidak dikekang atau diredhakan dengan segera. Sifat dendam ini akan menimbulkan berbagai perkara mungkar antaranya:
Perasaan hasad atau dengki dalam diri, sehingga pendengki itu merasakan tidak senang bila melihat seseorang berada di dalam kenikmatan, lalu ia mengharapkan terhapusnya nikmat itu daripada orang itu. Dengan makna yang lain seorang yang menyimpan perasaan hasad tidak suka melihat orang yang didengkinya itu hidup senang lenang, sebaliknya merasa gembira apabila orang yang didengkinya itu ditimpa kesusahan. Kelakuan ini adalah contoh dari kelakuan orang-orang munafik.
Pendengki itu bukan saja menyimpan perasaan hasad dengki dalam dirinya, malah ia merasakan senang sekali apabila orang yang didengkinya itu ditimpa sesuatu kecelakaan atau bencana.
Pendengki akan menjauhi dan memutuskan perhubungan dengan orang yang didengkinya; tidak mahu bergaul dengannya.
Pendengki akan mengucapkan kata-kata yang tidak patut terhadap orang yang didengkinya, iaitu samada berbohong, mengumpat, mendedahkan rahsia lawanya, mengejek, menjatuhkan kehormatan dan sebagainya.
Pendengki akan menganiaya lawannya, samada dengan memukulnya atau sebagainya.
Pendengki akan menahan hak milik orang yang didengkinya, seperti menahan hutang yang patut dibaya, enggan mengembalikan amanah yang diserahkan kepadanya dan sebagainya. Sesungguhnya perbuatan seperti di atas itu adalah haram dilakukan dan ianya merupakan perbuatan iblis terkutuk.

3. Orang Pendendam Menjadi Rakan Iblis

Sekiranya orang yang berdendam itu dapat menguasai dirinya dari perbuatan-perbuatan buruk yang disebutkan di atas, tetapi masih memiliki perangai yang tidak baik seperti sengaja tidak mahu bermuka manis terhadap orang yang didendamnya itu, tidak belas kasihan terhadapnya, tidak mengambil berat terhadap dirinya dengan menunaikan segala keperluannya, tidak bersedia membantu pada perkara yang memberi kebaikan kepada orang itu, maka itu menandakan sifat dendamnya masih ada. Semua perkara yang disebutkan itu akan menjatuhkan darjat seseorang dan akan melenyapkan pahala yang banyak, seterusnya ia menjadi rakan-rakan iblis.
Pernah berlaku, apabila Saidina Abu Baka As-Siddiq r.a bersumpah tidak akan memberikan bantuan (harta) kepada Misthah yang masih tergolong kerabatnya, kerana suatu penganiayaan yang dilakukan oleh Misthah, maka Allah menurunkan ayat-Nya yang bermaksud:
“Janganlah sampai bersumpah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kekayaan di antara kamu, kerabat, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, tetapi hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, tidakkah kamu suka, Allah Maha Pengampun dan Penyayang,”
(An-Nur: 22)
Sebaik sahaja firman itu disampaikan kepada Saidina Abu Bakar, maka beliaupun akur dan redha dengan pengampunan Allah itu. Lalu beliaupun kembali menyambung semula bantuannya terhadap Misthah, meskipun Misthah telah melakukan penganiayaan terhadap beliau.
Ayat di atas memberikan pengajaran kepada kita supaya jangan menaruh dendam, yang perlu hendaklah berlapang dada dan suka memaafkan. Teruskanlah melakukan kebaikan sekalipun mendapat penganiayaan. Bahkan kalau boleh tambahkanlah kebaikan dari kebiasaan yang dilakukan, sebagai suatu cara untuk menundukkan hawa nafsu dan mengecewakan hasutan syaitan. Bilamana seseorang itu dapat melakukan seumpama itu, maka ia mencapai kedudukan dan darjat para siddiqin.

4. Dendam Perbuatan Haram

Nyatalah dari penjelasan di atas bahawa sifat dendam itu tidak dibenarkan dalam Islam. Mengenainya Nabi SAW bersabda yang bermaksud:
“Orang mukmin itu bukanlah seorang yang pendendam.”
Walau bagaimanapun untuk memberikan penjelasan yang lebih mengenai sifat hasad, maka Rasulullah bersabda yang bermaksud:
“Tiada hasad (dibenarkan berhasad) kecuali dalam dua perkara sahaja, iaitu seseorang yang dikurniakan Allah harta yang banyak, lalu ia menaburkan harta itu pada perkara yang haq/benar, sehinggalah hartanya habis. Dan seorang lagi dikurniakan Allah ilmu, lalu ia mengamalkan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang ramai.”
Apa yang dapat disimpulkan dari maksud hadis di atas bahawa tidaklah dilarang kiranya lelaki mahupun wanita itu mengharap-harapkan sesuatu nikmat yang sama, yang ada pada orang lain untuk dirinya. Maka selagi ia menginginkan nikmat yang sama untuk dirinya dan tidak pula ia mengharapkan lenyapnya nikmat itu dari orang lain, ataupun ia tidak akan membenci kalau orang itu dapat mengecap nikmat itu terus-menerus, maka cita-citanya itu tidaklah dihukum haram, malah ada kalanya dituntut oleh syariat. Sebagaimana firman Allah yang bermaksud:
“Dan dalam (mencari kelebihan) itu, maka hendaklah berlumba-lumba orang yang ingin perlumbaan.”
(Al-Muthaffifin: 26)
Menderhaka Kepada Ibu Bapa
WANITA yang derhaka kepada ibu bapa termasuk dalam senarai mereka yang dicintai iblis. Oleh kerana ibu telah melahirkan kita, sehinggakan Allah menyebutkan bahawa redha Allah tergantung kepada redha ibu bapa. Allah SWT telah berfirman yang maksudnya:
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadahselain kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapamu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanyasampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Ya Rabbi, kasihanilah mereka kedua-duanya, sebagaimana mereka berdua telah menyantuni aku waktu kecil.”
(Al’Israk: 23-24)
Allah memerintahkan agar manusia berbakti kepada kedua ibu bapa mereka dan mentaati mereka. Bagi wanita ketaatan merekasebelum mereka berkahwin adalah kepada kedua ibu-bapa mereka dan selepas berkahwin, kepada suami mereka. Menyakiti hati kedua mereka adalah merupakan dosa yang amat besar.

1. Meninggikan Suara Di Hadapan Ibu Bapa

Ismail Ibnu Umayyah telah berkata: Seorang lelaki meminta nasihat:
Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.” Rasul menjawab: “Janganlah engkau menyengutukan Allah dengan sesuatupun, sekalipun engkau dibakar atau dibelah dua. Ia berkata: “WahaiRasulullah, tambahkanlah.” Rasulullah menjawab: “Berbaktilah kepada kedua ibu-bapamu, jangan sekali-kali engkau meninggikan suara di hadapannya. Jika keduanya memerintahkan engkau untuk mengeluarkan hartamu, maka keluarkanlah bagi keduanya.”
Lelaki itu meminta kembali: “Wahai Rasulullah, tambah lagiselain itu.” Rasulullah menjawab, “Jangan engkau meminum khamar (arak), sebab khamar itu adalah kunci segala kejahatan.”Lelaki itu meminta kembali, “Wahai Rasulullah, tambahkanlah untukku selain itu.” Rasulullah menjawab, “Didiklah keluargamu dan berilah mereka nafkah sesuai dengan kemampuanmu, dan janganlah engkau mengangkat tongkat (lisan) mu namun berbuatlah agar mereka takut kepada Allah.”
(HR Imam Ibnu Majah)

2. Mengherdik Ibu Bapa

Mengherdik ibu bapa bererti telah berbuat derhaka kepada mereka, apalagi menganiaya mereka dengan cara melukai tubuh badan mereka. Perbuatan ini merupakan kebiadaban seorang anak yang tidak tahu berterima kasih kepada ibu bapa. Walaupun anak perempuan tidak lagi bertanggungjawab terhadap ibu bapanya sesudah berkahwin, namun tidak putus hubungan seorang perempuan dengan ibu bapanya. Cuma tanggungjawabnya terhadap ibu bapanya tidaklah menjadi wajib seperti mana anak lelaki. Tetapi perhubungan ibu dengan anak tetap berjalan terus, sehingga tiada alasan bagi seorang anak perempuan untuk mengherdik ibu bapanya.

3. Memutuskan Hubungan Dengan Ibu Bapa

Oleh kerana mengherdik ibu bapa sudah termasuk perbuatan dosa besar, apalagi memutuskan hubungan dengan mereka. Ianya merupakan perbuatan seperti mana yang diumpamakan dalam sebuah peribahasa, “kacang lupakan kulitnya.”
Islam melarang memutuskan tali silaturrahim apalagi dengan ibu bapa. Kalau seorang anak perempuan memutuskan perhubungan dengan ibu bapanya, suaminya yang akan menanggung dosa sekiranya dilakukan dengan perintah suami.

4. Melupakan Jasa-jasa Ibu Bapa

Ibu telah melahirkan dalam keadaan yang payah dan sukar, manakala bapa pula bertungkus lumus dari pagi hingga petang mencari nafkah demi anak-anak. Memandangkan kepada jasa-jasa yang sedemikian hebatnya, adalah tidak wajar apabila sang anak melupakan jasa-jasa tersebut.
Merupakan kewajipan anak untuk mengetahui akan hak dan jasa baik ibu bapanya. Ia tidak boleh melakukan perbuatan yang menyebabkan ibu bapanya marah atau murka kepadanya, ia tidak boleh berdusta atau berbohong kepada kedua-duanya. Antara kewajipannya ke atas ibu bapanya adalah:
Berbuat baik dan berlemah-lembut terhadap mereka.
Mentaati perintah kedua-duanya selagi tidak bertentangan dengan perintah Allah.
Melihat wajah mereka dengan kasih sayang merupakan ibadah.
Mendoakan mereka berdua dengan doa yang baik.
Menjaga hati mereka berdua dan menggembirakan mereka.
Menjalinkan silaturrahim dengan sahabat-sahabat mereka.
Menziarahi kubur ibu bapa jika mereka telah meninggal dunia

LARANGAN DERHAKA KEPADA IBU BAPA

Islam sangat melarang perbuatan derhaka kepada ibu bapa. Adapun hikmah daripada berbuat baik kepada ibu bapa adalah sebagaimana dikisahkan berikut ini. Nabi Sulaiman a.s. adalah seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu.
Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. Di sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.
Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu hairan, “Kubah apakah gerangan ini?” Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya.
“Siapakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?” Tanya Nabi Sulaiman kehairanan. “Aku adalah manusia.” Jawab pemuda itu perlahan. “Bagaiman engkau boleh memperolehi karamah semacam ini?” Tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi karamah dari Allah sehingga boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.
Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit. “Setelah ibuku wafat aku berjalan-jalan di pantai. Dalam perjalanan, aku melihat sebuah kubah terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya.” Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.
Nabi Sulaiman yang dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu. “Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?” Tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut. “Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah.” “Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?” “Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu.” “Bagaimana engkau mengetahui perbezaan siang dan malam?” Tanya Nabi Sulaiman a.s. yang merasa semakin hairan. “Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam.” Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah karamah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.
Derhaka Kepada Suami
PERKAHWINAN di dalam Islam adalah suatu aqad yang mulia antara lelaki dan wanita. Ia menghalalkan setiap keduanya untukyang lain. Dengan itu mereka akan saling mengasihi, tolong menolong, bergabung dan bertolak ansur. Al-Quran telah menggambarkan hubungan ini dengan suatu gambaran yang menarik yang bermaksud:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Diamenciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dandijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
(Ar-Rum: 21)
Diantara tanda Islam memuliakan wanita ialah, Islam memberikannya hak memilih suami. Ibu dan bapa tiada hak memaksa anakperempuan mereka mengahwini lelaki yang tidak diingininya. Wanita Islam tidak mengabaikan hak ini tetapi mereka meminta nasihat daripada ibu bapa mereka kerana pengalaman mereka yang luas. Islam memberikan hak ini untuk menjamin kebahagiaan sesuatu perkahwinan di mana ia diasaskan daripada kesesuaian pasangan pada perasaan, adat, keinginan dan matlamat. Apabila wujud kepincangan, kehidupan suami dan isteri tidak berjalan dengan baik. Setengah wanita sukar memberikan cintanya dengan tulus dan boleh mengakibatkan penderhakaan pada suami yang tidak dicintainya. Dalam hal ini, dia berhak menuntut talak.
Wanita Islam yang sedar dengan petunjuk agamanya, akan memilih suami bukan hanya berdasarkan paras rupa, tetapi yang penting dilihat ialah akhlaknya. Mereka tidak akan tergoda dengan lelaki yang leka, lemah dan lesu. Wanita mukmin hanya tertarik dengan lelaki mukmin yang bersungguh-sungguh, sedar, bersih hatinya dan terbuka pemikirannya. Benarlah firman Allah yang bermaksud:
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk lelaki-lelaki yangkeji, dan lelaki-lelaki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuklelaki-lelaki yang baik dan lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula…)”
(An-Nur: 26)
Ini bukanlah bermakna wanita Islam mengabaikan sudut kecantikan rupa, paras yang indah, lalu dia redha dengan yang burukdan hodoh rupa parasnya. Dia berhak memilih sebagaimana yang menguasai jiwanya, diredhai oleh perasaan dan hatinya.

ISTERI YANG MENOLAK PANGGILAN SUAMI

Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:
“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau pandang dia makadia menggembirakan, bila engkau perintah dia taat, bila engkau tiada dia menjaga hartamu dan menjaga pula kehormatandirinya.” Wanita Islam yang bijaksana sentiasa mahu mencari keredhaan Allah dengan taat kepada suaminya dalam perkara yang bukan maksiat, berbakti untuk suaminya dan sentiasa berusaha untuk menggembirakan suaminya. Dia akan redha dengan kesusahan atau font kesempitan hidupnya, sebagaimana yang telah dicatatkan dalam sejarah Islam unggulnya peribadi Fatimah r.a.
Wanita Islam yang benar, rela berkhidmat di rumah untuk suaminya dan dia tahu hak suami ke atasnya. Sesungguhnya ia adalah hak yang amat besar sebagaimana sabda Rasulullah:
“Kalaulah aku mahu memerintahkan seseorang sujud kepadaseseorang yang lain, nescaya aku akan perintahkan wanita sujud kepada suaminya.”
(Hadith Hassan Sahih riwayat Tarmidzi)
Ketaatan adalah satu penyebab bagi wanita ke syurga sebagaimana sabda Rasulullah:
“Apabila wanita itu telah melakukan solat lima waktu, puasapada bulannya, taat kepada suaminya, menjaga kemaluannya, akan dikatakan kepada dia: Masuklah kamu ke dalam syurga daripadamana-mana pintu yang kamu sukai.”
(Riwayat Ibn Majah)
Disamping itu, Islam juga mengancam dengan dosa kemurkaan dan laknat kepada wanita yang berpaling daripada peringatan ini:
“Apabila seseorang lelaki memanggil isterinya ke katilnyatetapi dia enggan mendatanginya, lalu suaminya tidur dalam keadaan marah kepadanya nescaya malaikat akan melaknatnya sehinggawaktu subuh (pagi).”
(Sahih Muslim)

MENDEDAHKAN AURAT

Kepada wanita yang tidak menutup aurat Allah berfirman, maksudnya:
“Hiduplah dengan apa yang engkau suka.”
Allah melaknat wanita yang sengaja mendedahkan auratnya kepada lelaki yang bukan muhrim.
Perempuan yang memakai kain yang nipis dan jarang untuk menarik perhatian lelaki bukan muhrim atau memakai segala yangmendatangkan keghairahan kepada orang lain maka dia tidak akan mencium bau syurga.
Wanita yang jahat lebih buruk dari 1000 orang lelaki yang jahat.

TIDAK REDHA DENGAN PEMBERIAN SUAMI

Pengorbanan seorang wanita amat dihargai oleh Allah dan rasul-Nya. Cuma kita kurang mengetahui kelebihan yang dikurniakan kepada kita semua. Sehinggakan hari ini manusia Islam mencari sesuatu selain dari agama kerana merasa pengorbanan mereka tidak dihargai. Dan mereka turut melaungkan persamaan hak seperti di Barat. Ini semua bukanlah salah mereka, tetapi kitalah yang bersalah kerana kita lupa bahawa kita ini umat yang dianugerahkan dengan tugas kenabian. Memberi harapan dan bimbingan kepada manusia.
Sebagaimana Allah suka dengan wanita yang solehah, Allah juga sangat murka kepada beberapa jenis wanita. Oleh itu sangat perlu bagi kita mengetahui perkara yang boleh menyebabkan kebencian-Nya supaya kita terhindar dari kemurkaan-Nya. Kemurkaan Allah pada hari kiamat sangat dasyat sehinggakan nabi-nabi pun sangat takut. Bahkan Nabi Ibrahim pun lupa bahawa dia mempunyai anak yang bernama Nabi Ismail kerana ketakutan yang amat sangat. Abu Zar r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:
“Seorang wanita yang berkata kepada suaminya, “semoga engkaumendapat kutukan Allah” maka dia dikutuk oleh Allah dari atas langit yang ke tujuh dan mengutuk pula segala sesuatu yangdicipta oleh Allah kecuali dua jenis makhluk iaitu manusia dan jin.”
Abdur Rahman bin Auf meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:
“Seorang yang membuat susah kepada suaminya dalam hal belanjaatau membebani sesuatu yang suaminya tidak mampu maka Allah tidak akan menerima amalannya yang wajib dansunatnya.”
Abdullah bin Umar r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:
“Kalau seandainya apa yang ada di bumi ini merupakan emas danperak serta dibawa oleh seorang wanita ke rumah suaminya. Kemudian pada suatu hari dia terlontar kata-kata angkuh, “engkauini siapa? Semua harta ini milikku dan engkau tidak punya harta apa pun.” Maka hapuslah semua amal kebaikannya walaupun banyak.”
Nabi SAW adalah seorang yang sangat kasih pada umatnya dan terlalu menginginkan keselamatan bagi kita dari azhab Allah. Baginda menghadapi segala rupa penderitaan, kesakitan, keletihan dan tekanan. Begitu juga air mata dan darah baginda telah mengalir semata-mata kerana kasih-sayangnya terhadap kita. Maka kita sendirilah yang wajar berusaha untuk menyelamatkan diri kita, keluarga kita dan seluruh umat baginda.

MENYAKITI HATI SUAMI

Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut:
“Saya bersama Faimah berkunjung ke rumah Rasulullah dan kamitemui baginda sedang menangis. Kami bertanya kepada baginda, “Mengapa tuan menangis wahai Rasulullah?” Baginda menjawab,”Pada malam aku di Irak dan dimikrajkan ke langit, daku melihat orang sedang mengalami berbagai penyeksaan. Maka bila teringatkan mereka aku menangis.” Saya bertanya lagi, “Wahai Rasulullah apakah yang tuan lihat?” Baginda bersabda:
Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.
Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangannya dipaut dari punggungnya sedangkan tar yang mendidih dari nerakadituangkan ke dalam kerongkongnya.
Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya sedangkan air getah kayu zakum dituang ke kerongkongnya.
Wanita yang digantung, diikat kedua kaki dan tangannya ke arah ubun-ubun kepalanya serta dibelit dibawah kekuasaan ulardan kala jengking.
Wanita yang memakan badannya sendiri serta dibawahnya tampak api yang menyala-nyala dengan hebatnya.
Wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.
Wanita yang bermuka hitam dan memakan usus perutnya sendiri.
Wanita yang tuli, buta dan bisu dalam peti neraka sedang darahnya mengalir dari rongga badannya (hidung, telinga, mulut)dan badannya membusuk akibat penyakit kulit dan lepra.
Wanita yang berkepala seperti kepala babi dan keldai yang mendapat berjuta jenis seksaan.
Maka berdirilah Fatimah seraya berkata, “Wahai ayahku, cahaya mata kesayanganku, ceritakanlahkepadaku apakah amal perbuatan wanita-wanita itu.” Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Fatimah, adapuntentang:
Wanita yang digantung dengan rambutnya kerana dia tidak menjaga rambutnya (tidak bertudung) di hadapan lelaki.
Wanita yang digantung dengan lidahnya kerana menyakiti hati suaminya dengan kata-kata. Kemudian Nabi SAW bersabda:
“Tidak seorang wanita yang menyakiti hati suaminya melaluikata-katanya kecuali Allah akan membuat mulutnya kelak dihari kiamat selebar 70 zira’ kemudian akan mengikatnya di belakanglehernya.”
Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya kerana dia menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya.
Adapun wanita yang diikat dengan kaki dan tangannya itu kerana dia keluar rumah tanpa izin suaminya, tidak mandi wajibdari haidh dan nifas.
Adapun wanita yang memakan badannya sendiri kerana suka bersolek untuk dilihat lelaki lain serta suku membicarakankeaiban orang.
Adapun wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka kerana dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal)dikalangan orang ramai dengan maksud supaya orang melihat perhiasannya dan setiap orang jatuh cinta padanya kerana melihatperhiasannya.
Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya sampai ke ubun-ubunnya dan dibelit oleh ular dan kala jengking keranadia mampu mengerjakan solat dan puasa, tetapi dia tidak mahu berwudhuk dan tidak solat serta tidak mahu mandi wajib.
Adapun wanita yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keldai kerana dia suka mengadu domba(melaga-lagakan orang) serta berdusta.
Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing kerana dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya.

MENGEJEK DAN MENGUTUK SUAMI

Ada juga diantara isteri nabi-nabi yang mati dalam keadaan tidak beriman kerana mempunyai sifat yang buruk. Walaupun mereka adalah isteri manusia yang terbaik di zaman itu. Diantara sifat buruk mereka:
Isteri Nabi Nuh suka mengejek dan mengutuk suaminya.
Isteri nabi Lut suka bertandang ke rumah orang.
Semoga Allah beri kita kekuatan untuk mengamalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Kalau kita tidak berasa takut atau tidak mahu berubah, maka kita khuatir jika kita tergolong dalam mereka yang tidak diberi petunjuk oleh Allah.

MEMBENCI POLIGAMI

Poligami sememangnya boleh menimbulkan kontroversi yang hebat seandainya tidak ditangani dengan berkesan. Justeru, dalam mengatasi permasalahan ini, kebijaksanaan para suami memainkan faktor penting dalam melayari kebahagiaan rumah tangga yang dibina.
“Sememangnya Islam membolehkan poligami. Hal ini dijelaskanoleh Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat tiga yang bermaksud, “Kahwinilah wanita-wanita di kalangan kamu dua, tiga atau empat,tetapi sekiranya kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka cukuplah dengan satu.”
Jadi dari situ kita lihat terdapat keharusan untuk berpoligami bagi kaum lelaki. Sungguhpun dibolehkan ia tidaklah dibuka dengan seluas-luasnya. Dibolehkan itu pula bergantung kepada sebab-sebab tertentu misalnya masalah isteri mandul, isteri gagal berfungsi dengan sempurna untuk melayan suami, suami ingin mendapat lebih ramai anak, ataupun suami sendiri mempunyai keinginan nafsu yang berlipat ganda sehingga kalaulah dengan seorang isteri itu boleh membawa dirinya ke arah penzinaan maka di situ ada keharusannya.
Bagaimanapun dalam berpoligami ini dituntut keadilan. Keadilan yang dimaksudkan ialah keadilan dari sudut zahiriah dan batiniah. Bagaimanapun keadilan dari segi perasaan tidak diambil kira. Ini dijelaskan sendiri oleh Rasulullah SAW yang menyebut, “bahawa memang kamu tidak boleh berlaku adil dalam masalahmembahagi kasih sayang, walaupun kamu mencuba sedaya upaya kamu.”Maklumlah masalah hati dan perasaan ini sememangnya suatu perkara yang sukar untuk ditangani. Namun demikian Rasulullah SAW mengingatkan agar dicuba seboleh mungkin untuk menampakkan keadilan.
Justeru dalam masalah poligami ini, walaupun ianya hak kaum lelaki namun ia bukanlah hak mutlak mereka kerana sejak dari zaman Rasulullah SAW lagi sehinggalah ke hari ini, sekiranya dengan perlaksanaan poligami itu boleh menimbulkan kekecohan dalam rumah tangga atau menyebabkan anak-anak terbiar misalnya, maka dengan sendirinya keharusan itu terbatal. Kalaulah si suami benar-benar ingin berpoligami maka ia perlu mencari jalan yang boleh mengawal isteri-isteri dan anak-anak.
Malangnya, apa yang berlaku hari ini, ramai suami yang tidak dapat melaksanakan tanggungjawab dengan adil terhadap isteri-isteri mereka. Walaupun dibenarkan suami bernikah di luar pengetahuan isteri pertama, dimana suami boleh bertindak merahsiakan pernikahannya. Namun demi menjaga kerukunan rumah tangga adalah lebih baik sekiranya isteri mengetahui tindakan suami kerana mereka juga sebenarnya mempunyai hak terhadap suami.
Cuba bayangkan perasaan seorang isteri apabila mengetahui wujudnya orang ketiga setelah sekian lama dirahsiakan. Tentulah lain jadinya berbanding jika si isteri diberitahu sendiri oleh suaminya, maka sudah tentu dia lebih bersedia walaupun pada peringkat awalnya agak sukar menerima keadaan. Isu isteri mengamuk atau tidak membenarkan ini sebenarnya bergantung kepada kebijaksanaan suami. Jika dia bijak berkomunikasi dengan isteri, sudah tentu pihak isteri akan berlembut. Tetapi bila isteri menolak dan membenci poligami, ianya bermakna isteri derhaka kepada suami dan menolak hukum Allah.
Sebenarnya jika pihak suami ikhlas dan bijak menangani keadaan, si isteri bukan sahaja memberi kebenaran untuk suami bernikah tetapi sanggup pula mencarikan calonnya. Namun apa yang berlaku kini sehinggakan isteri membantah keputusan suami untuk berpoligami ialah sikap suami yang cuba melarikan diri daripada tekanan hidupnya dan seolah-olah ingin mencari keseronokan lain.
Wanita yang dimadukan ini pula perlu mengetahui hak mereka. Dalam Islam, wanita yang dirinya diabaikan boleh membuat aduan kepada pihak yang berwajib, seperti mahkamah syariah atau qadhi, untuk menuntut keadilan dari segi nafkah, giliran dan segala yang berkaitan dengan haknya. Pihak isteri, tidak kira isteri keberapa, sekiranya menghadapi masalah perlu cepat membuat aduan berdasarkan saluran yang sah dan bukannya menceritakan kepada jiran atau pihak lain kerana ini bukan sahaja tidak dapat membantu menyelesaikan masalah bahkan memburukkan lagi keadaan. Jika isteri tidak pernah mengetahui haknya sebelum ini maka segeralah berjumpa pihak qadhi atau lain-lain yang berpengetahuan untuk bertindak. Ambil tindakan yang bijak dan bukannya dengan jalan yang tidak rasional.
Sekiranya setelah pengaduan dibuat, tetapi masih tidak mendapat perhatian daripada pihak suami maka wanita yang dizalimi ini boleh mengambil jalan keluar yang terakhir iaitu memohon fasakh atau tebus talak di mahkamah. Justeru itu pihak suami yang ingin melaksanakan poligami perlu menambah ilmu dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Fahami selok belok berpoligami seperti yang diamalkan oleh Rasulullah. Biarlah orang yang ingin dijadikan isteri itu benar-benar orang yang ingin dibela. Banyak berlaku di kalangan suami yang kononnya ingin membela nasib wanita, tetapi memilih anak gadis yang berumur 17 tahun, walaupun tak salah. Tentulah lari daripada konsep pembelaan. Rasulullah SAW dalam konteks membela kaum wanita, baginda mengahwini wanita-wanita yang janda dan sudah berumur bahkan ada yang sudah putus haidnya.
Janganlah poligami itu sahaja mengikut sunnah Rasul sedangkan pengamalannya tidak mengikut sunnah. Rasulullah sendiri sewaktu memperisterikan Khadijah tidak sekali-kali melakukan poligami. Baginda menghargai pengorbanan yang dilakukan oleh Khadijah. Setelah kematian Khadijah dan baginda berkahwin dengan Aisyah barulah baginda melaksanakan poligami berdasarkan wahyu Allah SWT.
Justeru pihak suami perlu berpada-pada dengan apa yang ada dan jika ada keinginan untuk berpoligami seharusnya menilai diri samada boleh mengikut anjuran Rasulullah atau sebaliknya. Poligami ini jelas merupakan satu keharusan dalam Islam. Bagaimanapun para suami yang berkeinginan untuk berpoligami perlu meneliti dahulu apakah diri mereka layak untuk melaksanakannya supaya tidak berlaku keretakan atau keruntuhan rumah tangga yang telah sedia dibina.
Apa yang penting ialah para suami perlu bijak menangani masalah rumah tangga, bersikap tegas dan berkeupayaan dalam menjalankan tugas seorang suami. Jangan pula pihak suami yang berpoligami ada niat untuk menumpang kekukuhan ekonomi pihak isteri kedua atau seterusnya, sudah tentu tidak kena caranya. Para isteri janganlah melawan hukum Allah yang membolehkan poligami bagi lelaki yang mampu melaksanakannya. Jadilah wanita solehah yang memahami keadaan suami dan memahami hukum Allah agar terlepas dari seksa Allah SWT
.

ISTERI YANG DERHAKA KEPADA MENTUA

Tidak ada siapa yang mahu dicap sebagai anak derhaka, demikian juga yang terjadi kepada Alqamah. Sejak remajanya lagi Alqamah sentiasa memberi layanan yang baik kepada ibunya. Tidak pernah kasar kepada ibunya. Diceritakan, apabila tinggal berasingan dari ibunya, dia akan singgah menjenguk ibunya setiap hari ketika berulang-alik ke masjid.
Bagaimanapun, sikap Alqamah berubah apabila mendirikan rumah tangga. Kasih dan tumpuan sudah diberi kepada isteri tercinta, lalu sering terlupa pada ibu sendiri. Si ibu sudah jarang diziarahi hingga akhirnya si ibu memendam rasa terhadap si anak. Tidak ada siapa yang tahu hal ini, malah Alqamah sendiri pun tidak dapat mengesan gejolak hati ibunya. Hanya setelah Rasulullah SAW sendiri “menyoal siasat” si ibu kerana Alqamah tidak mampu mengucap syahadah dalam nazaknya, barulah perasaan yang terpendam itu diluahkan. Itu pun setelah Rasululah memerintahkan sahabat-sahabat menghimpun kayu api dan mengancam untuk membakar Alqamah. Akhirnya si ibu memaafkan anaknya itu, barulah Alqamah dapat mengucap syahadah dan menghembuskan nafas terakhir dalam redha ibunya.
Mengambil iktibar dari apa yang berlaku pada Alqamah, timbul persoalan kenapa boleh berlaku hal seumpama itu sedangkan hubungan menantu-mentua telah diatur dengan begitu cantik di dalam Islam. Islam menetapkan, apabila seorang lelaki berkahwin, bererti dia mengembangkan keturunan keluarganya. Isterinya adalah orang baru dalam keluarga itu yang harus diberi perlindungan, pembelaan dan diberi nafkah secukupnya oleh suaminya sebagai wakil keluarga.
Manakala keluarga sebelah isterinya walaupun ‘kehilangan’ seorang ahli tetapi dalam masa yang sama, mendapat jalinan hubungan dengan keluarga baru di mana kedua-dua keluarga wajib saling berhubungan (menjalin silaturrahim). Hubungan kedua-dua keluarga ini adalah dengan ketetapan bahawa anak perempuan tadi harus ‘tunduk’ di bawah wilayah tadbir keluarga suaminya dan akur dengan resam budaya keluarga itu selagi tidak melibatkan pelanggaran syariat.

1. Tidak Memuliakan Keluarga Suami

Di dalam kitab Muhimmah disebutkan bahawa antara sifat isteri yang solehah ialah dia memuliakan keluarga suaminya lebih daripada keluarganya sendiri. Apabila ia tidak memuliakan keluarga suami, bererti ia telah menderhakai suami. Namun dalam kes-kes seperti yang berlaku kepada Alqamah tadi, pihak suami tidaklah wajar dengan membiarkan dirinya renggang dengan keluarga sendiri, sebaliknya lebih rapat dengan keluarga isteri. Suami seolah-olah terpisah dari naungan keluarga sendiri, lalu lebih selesa berteduh di bawah naungan keluarga isteri.
Berlakunya hal seumpama ini didorong oleh kurangnya ilmu dan pimpinan baik di pihak suami atau isteri. Tanpa ilmu, tiadalah panduan bertindak dalam mengatur kehidupan. Tanpa pimpinan, hilanglah pedoman dan kekuatan mengatur langkah demi mencari keredhaan Allah. Ilmu penting untuk kejernihan akal, manakala pimpinan untuk menjernihkan jiwa.
2. Tidak sayang kepada keluarga suami

Isteri perlu memahami dengan jelas aspek-aspek tertentu dalam sistem kekeluargaan dalam Islam. Apa peranan dan kedudukannya dalam sebuah keluarga besar yang di situ ada ibu bapa, mentua, ipar dan saudara-mara lain. Bagaimana memberi prioriti (keutamaan) dalam hal-hal yang melibatkan hubungannya dengan suami dan hubungan dengan ibu bapa sendiri. Isteri perlu berfikir mana satu patut didahulukan antara taat kepada ibu bapa dengan memenuhi keperluan anak dan suami, antara tanggungjawab menggembirakan ibu bapa dengan tanggungjawab melayan anak dan suami dan lain-lain.

3. Kurang Memperhatikan Keluarga Suami

Isteri tidak istiqamah dalam menyuburkan sifat-sifat terpuji dan mengikis sifat-sifat keji yang dapat melahirkan akhlak mulia. Maka berlakulah kes-kes kurang memperhatikan ibu mentua atau mentua berkecil hati dan marah. Keadaan menjadi bertambah parah apabila isteri ego dan mengabaikan hak-hak mentuanya yang juga ibu kepada suaminya.

4. Tidak Ikhlas Kepada Keluarga Suami

Tanpa niat yang ikhlas, seorang isteri mudah alpa pada tanggungjawab terutama bila ditimpa dugaan. Bisikan syaitan dan bujukan nafsu tidak mampu ditepis. Tipu daya musuh batin yang begitu halus, tidak mampu lagi dikesan.

5. Melebihkan Keluarga Sendiri Daripada Keluarga Suami

Hal ini boleh berlaku apabila isteri tidak mengiktiraf kepimpinan suami dan kehadiran keluarga suami. Mungkin bagi sesetengah isteri, dia berasa kedudukan diri dan keluarganya lebih daripada kedudukan suami dan keluarga suami. Maka ketaatan pada suami adalah dengan ‘bersyarat’ iaitu suami memberi perhatian tidak berbelah bagi kepada dirinya dan keluarganya walaupun ini bermakna suami harus memutuskan hubungan atau renggang dengan keluarganya sendiri.
Kes ini biasa berlaku bila seorang lelaki berkahwin dengan wanita yang status sosial diri atau kerjaya lebih tinggi berbanding keluarga si lelaki. Bagaimanapun, ia berlaku juga dalam perkahwinan sekufu di segi status sosial tetapi mungkin berbeza di sudut lain seperti isteri lebih cantik atau pandai. Sebab itu hadis menyebutkan bahawa sesiapa yang mengahwini wanita semata-mata kedudukannya maka Allah tidak akan menambah kepadanya melainkan kehinaan. Dalam satu hadis lain disebutkan bahawa ciri isteri yang solehah itu ialah, “…jika disuruh nescaya ditaatinya dan apabila dipandang,menyukakan hati…”Antara cara menyukakan atau menggembirakan suami ialah memuliakan keluarga suaminya setiap masa, dalam keadaan apa sekalipun.
Namun ia satu perkara yang skar dilakukan jika ketaatan terhadap suami tidak benar-benar utuh. Kadang-kadang datang dugaan dalam bentuk mentua ditimpa sakit. Tidak ada di kalangan anak sendiri yang mampu atau sanggup menjaganya. Maka anak lelaki atas rasa tanggungjawabnya, mengambil peranan itu. Namun kerana dia sendiri sibuk dengan pekerjaan, tugas itu diamanahkan kepada isterinya. Maka waktu itu pengorbanan daripada seorang isteri sangat dituntut, atas dasar taat kepada suami dan berbakti kepada mentua. Tanpa ketaatan yang utuh, si isteri tidak akan sanggup bersusah-payah untuk menjaga mentua yang sakit dan berenggang dengan suami buat seketika.
Tanpa ketaatan yang sepenuhnya juga, isteri mungkin cuai pada tanggungjawabnya, yang mungkin kerana kongkongan ibu bapanya. Ini berlaku bilamana ibu tidak memberi kepercayaan penuh kepada anak untuk membina kehidupan sendiri dan duduk di bawah tadbir orang lain (suaminya). Isteri ini mungkin mempengaruhi suami dalam banyak hal, agar melebihkan keluarganya sendiri daripada keluarga suami.

6. Renggang Dengan Keluarga Suami

Memimpin dan mendidik isteri bukan sahaja untuk melahirkan isteri yang solehah tetapi juga ibu dan anak yang taat dan rela berbakti. Jika suami gagal mendidik isteri agar taat dan memuliakan mentua (ibu bapa suami), tentu isterinya tidak dapat diharapkan mendidik anak-anaknya agar hormat dan memuliakan datuk nenek mereka itu? Isteri tidak berasa dirinya sebahagian daripada keluarga suami, dan anak-anak tidak berasa diri mereka dekat dengan keluarga ayah sebagaimana dekatnya mereka dengan keluarga ibu. Bayangkan perasaan seorang mentua ketika itu. Menantu dan cucu-cucunya lebih mesra dengan keluarga besannya tetapi tidak dengan mereka.

7. Kurang Bersilaturrahim

Untuk membetulkan keadaan ini, maka penting bagi suami dan isteri menghayati ajaran Allah dalam soal menjalin hubungan silaturrahim dengan keluarga kedua-dua pihak. Di dalam Islam, menjalin silaturrahim adalah wajib dan memutuskannya adalahharam malam termasuk dalam salah satu dosa besar. Rasulullah SAW bersabda maksudnya:
“Tidak masuk syurga orang yang memutuskansilaturrahim.”Sabdanya lagi, bermaksud:
“Sesungguhnya rahmat Allah tidak turun pada kaum yang adapadanya orang-orang yang memutuskan silaturrahim.”
(Riwayat Ahmad)
Di dalam Islam, asas-asas bagi jalinan silaturrahim yang kukuh di dalam keluarga (termasuk hubungan dengan mentua) adlaah:
Kefahaman yang jelas terhadap tanggungjawab setiap ahli dalam sesebuah keluarga.
Menghias diri dengan akhlak yang mulia seperti merendah diri, pemurah, pemaaf, sabar, redha, menghormati orang tua,penyayang, bersikap mengambil berat dan belas kasihan. Dengan akhlak mulia, hati mentua dapat ditawan melalui kemesraan yangdilahirkan. Mentua merasakan menantunya seperti anak sendiri, manakala si menantu dapat merasakan mentuanya bagai ibu sendiri; dihormati, disayangi sepenuh hati dan selalu diminta pandangannya.
Adanya niat yang ikhlas iaitu melakukan kebaikan dan menunaikan tanggungjawab semata-mata kerana Allah, menantu akansanggup berkorban untuk kebahagiaan mentua dan untuk kebahagiaan suami selagi tidak masuk dalam perkara mungkar atau maksiat.Niat yang ikhlas menjadi benteng dari bisikan syaitan dan hasutan pihak ketiga.
Adanya sifat amanah dalam menunaikan tanggungjawab. Setiap pasangan suami isteri perlu merasai bahawa isteri atausuaminya adalah anugerah Allah yang harus dipelihara. Bagi isteri, selain menjadi penenang jiwa bagi suami, dia harus menjadipembantu suami dalam melaksanakan tanggungjawab. Jika suami cuai dan lemah, maka isteri menjadi penguat. Sebab itu dalam hadis yang masyhur, Rasulullah bersabda:
“Dikahwini perempuan itu kerana empat perkara; hartanya,kecantikannya, kedudukan dan kerana agamanya, maka pilihlah perempuan yang beragama nescaya menguntungkankamu.”
Walaupun di peringkat awal si isteri tidak sedar berlakunya kelalaian di pihak suami tetapi disebabkan asas agamanya yang kuat, dapat mengingatkan suami atas kelalaiannya itu. Sebagai isteri memegang peranan yang penting agar keluarga mereka selamat dan diredhai Allah SWT. Dengan kukuhnya nilai Islam, dalam rumahtangga akan mencurah rahmat Allah dan di situlah lahirnya keberkatan. Bila ada keberkatan, suami dan isteri mampu menunaikan segala perintah Allah serta mampu pula menjalin hubungan baik dan mesra dengan ahli keluarga kedua-dua pihak terutama dengan ibu bapa sendiri dan mentua.
Untuk mengukuhkan hubungan kedua-dua belah pihak, terutama bagi pihak isteri agar tidak menderhakai suami, maka perlu dilakukan perkara-perkara berikut:
Taat dan berbakti kepada suaminya
Berbakti kepada ibu mentuanya dan memuliakan keluarganya
Mesra dengan suami dan sentiasa berusaha mencari keredhaannya
Tidak membuka rahsianya
Berdiri disisinya dan berkongsi pandangan dengannya
Membantu suami mentaati Allah
Memahami jiwa suaminya
Berhias untuk suami
Menemui suami di dalam kegembiraan dan bersyukur
Berkongsi kesedihan dan kegembiraan bersama suami
Menundukkan pandangan selain daripada suami
Tidak menceritakan keadaan wanita lain kepada suami
Mewujudkan ketenagan, kerehatan dan kedamaian dalam rumahtangga
Bertoleransi dan saling memaafkan
Wanita Yang Mendedahkan Aurat

MENAMPAKKAN PERHIASAN

Diharamkan bagi perempuan menampakkan perhiasannya kepada lelaki asing. Perhiasan yang dimaksud dapat berupa perhiasan atau pun aurat wanita itu sendiri. Allah Taala menyatakan di dalam firmanNya, maksudnya:
“Dan janganlah mereka menampakkanperhiasannya”
(An-Nur: 31)
Sehingga bila pada perempuan itu terdapat perhiasan samada di dada mahu pun pada tangannya, maka wajiblah baginya untukmenutupi kedua tempat itu. Terlebih-lebih di masa kini, di mana perempuan semakin terdedah dengan berbagai perhiasan dan warna-warni pakaian. Namun di sisi lain mereka yang berakal tidak meragukan lagi pengharaman atau larangan menampakkan perhiasan bagi perempuan di hadapan lelaki asing.
Ada pun perkara yang dilakukan wanita-wanita kini dengan berbagai bedak, minyak wangi dan sebagainya jelas dimaksudkan untuk memperindah atau mempercantik diri. Seterusnya mereka memperlihatkan diri mereka kepada para lelaki asing di jalan-jalan. Tidaklah diragukan lagi bahawa pengharaman terhadap hal seperti ini telah disepakati oleh seluruh ulama.

MELAKUKAN KEMUNGKARAN

Syeikh Imam Al Qurthubi menyebutkan kemungkaran yang dilakukan wanita pada zamannya. Katanya:
“Pasar-pasar penuh dengan perempuan. Rasa malu yang hanyatinggal sedikit telah bermaharajalela dan meliputi kebanyakan perempuan hingga dapat anda saksikan perempuan-perempuan dudukdalam keramaian kelompok-kelompok muzik, bersolek dan memakai perhiasan. Inilah kemungkaran yang telah menyebar di zaman kita sekarang. Kita berlindung kepada Allah dan keadaan seperti itu dan dari kemarahan-Nya.”
Al Allamah Ibnu Hajr al Haitami menganggap bahawa keluarnya seorang perempuan dengan memakai harum-haruman dan perhiasan merupakan dosa besar. Katanya:
“Dosa-dosa besar jumlahnya dua ratus tujuh puluh sembilan.Keluarnya seorang perempuan dari rumahnya dengan memakai harum-haruman dan perhiasan walau dengan seizin suami adalah salahsatu di antaranya.”
Rabi’ Ibnu Hirasyi meriwayatkan dari isterinya, dari saudara perempuan Hudzaifah yang berkata:
“Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami: Wahai para perempuanbukankah kamu memiliki perhiasan perak dan emas yang kamu pakai untuk berhias? Sesungguhnya tidaklah seorang dari kamuberhias dengan emas yang dinampakkannya kecuali dia akan diseksa dengan perhiasannya itu.”
Dalam huraian ini jelas tedapat ancaman yang keras terhadap perbuatan menampakkan perhiasan opleh perempuan dihadapan orang-orang yang dilarang untuk melihat perhiasannya itu, padahal berhias dengan emas, perak dan sebagainya dibenarkan oleh syariat dengan tujuan untuk kelihatan cantik di hadapan suami. Sedangkan perbuatan selain daripada itu dianggap dosa dan wanita yang melakukannya termasuk ke dalam senarai mereka yang dicintai oleh iblis.Hadis di atas menunjukkan bahawasanya dilarang seorang perempuan untuk menampakkan perhiasan. Baik yang berbentuk perhiasan biasa atau pun berbentuk tubuh badan dan sebagainya. Hal ini dikuarkan lagi dengan hadis dari Aisya r.a ketika ditanyakan kepadanya:
“Bagaimana pendapatmu tentang pewarna, celak, azimat, subang,gelang kaki, cincin emas serta pakaian nipis? Aisyah r.a. menjawab: “Wahai para wanita! Kisah tentang kalian adalah kisahtentang seorang wanita. Allah menghalalkan bagi kalian perhiasan tanpa boleh kamu berdandan atau bersolek bagi mereka yang tidak boleh melihat perkara yang haram dari diri kalian.”

WANITA YANG MENYUKAI FITNAH

Fitnah dan rosaknya zaman kini lebih diakibatkan oleh bermaharajalelanya wanita yang mendedahkan aurat. Dengan itu fitnah mempunyai kesan yang buruk dalam kehidupan manusia, yang dapat menimbulkan bencana dan memporak-perandakan kerukunan dan ketenteraman. Begitu buruknya fitnah itu sehingga pada saat Rasulullah SAW mengetahui bahawa Fadl Ibnu Abbas menoleh kepada seorang perempuan Khath’am yang terlarang untuk dilihat, segera baginda memalingkan wajah Fadl. Tidaklah hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah melainkan kerana baginda tidak dapat menjamin tiadanya fitnah yang bakal terjadi di antara Fadl dan perempuan Khat’am tersebut.
Oleh sebab itu siapa pun yang mengetahui keadaan masyarakat moden dan keadaan di dalamnya yang penuh dengan kerosakan, pastilah menyedari bahawa mendedahkan aurat merupakan jalan yang dapat membawa manusia kepada hal-hal yang terlarang dan dapat membawa kepada kebinasaan. Sebeb wanita yang mendedahkan auratnya tidak akan bebas dari bahaya fitnah. Fitnah wanita yang mendedahkan aurat merupakan fitnah yang lebih berbahaya daripada fitnah yang lainnya.
Dari Usmah Ibnu Zaid r.a dari Nabi SAW yang bersabda:
“Tidaklah kutinggalkan nanti sesudahku fitnah yang lebihberbahaya bagi lelaki selain fitnah dari perempuan.”Demikianlah peringatan Nabi SAW kepada manusia agar mereka tidak terjatuh ke dalam jeratan wanita, tipu daya mereka tau pun tergelincir kerana mereka.

BERPAKAIAN TETAPI TERLANJANG

Tudung yang dikenakan perempuan saat keluar rumah disyaratkan haruslah tebal, tidak nipis pada bahagian bawahnya dan bukan tudung yang bercorak perhiasan sebagaimana trend yang dilakukan wanita di zaman ini. Memakai pakaian yang nipis tidaklah berbeza dengan berdandan dan memakai perhiasan. Lebih daripada itu berpakaian seperti itu bererti memancing timbulnya fitnah yang sememangnya harus dihindari.

1. Memakai Pakaian Nipis

Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan larangan tersebut:
1. Dari Abu Hurairah r.a yang berkata:
“Rasulullah SAW bersabda: “Dua golongan dari ahli neraka yangtidak mahu saya lihat:”
Suatu kaum yang memegang cambuk/cemeti yang bagaikan ekor-ekor lembu. Kemudian dengan itu mereka cambukkan manusia.
Perempuan-perempuan yang berpakaian namun terlanjang. Berlenggang-lenggok ketika berjalan. Kepala-kepala mereka bagaikanpunuk-punuk unta yang senget. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak pula mendapatkan harumnya (syurga). Sesungguhnya harumsyurga itu terdapat pada perjalanan begini dan begini.” Al Hafidh Ibnu Abd. al Birri berkata: “Maksud dari sabda Rasulullah SAW “Berpakaian tetapi terlanjang” adalah gambaran tentang perempuan yang berpakaian dari kain yang nipis yang dapat memberikan gambaran bentuk tubuh dan bukan bersifat menutupi tubuh. Kaum perempuan seperti ini secara zahir dan secara sebutannya sahaja berpakaian, namun pada hakikatnya mereka berterlanjang.

2. Memakai Pakaian Ketat & Sempit

Di antara syarat-syarat menutup aurat seorang wanita muslimah adalah agar pakaian yang dipakai tersebut hendaklah longgar dan tidak sempit. Dengan demikian bentuk tubuhnya tidak dapat digambarkan. Pakaian yang sempit dapat menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya, dan bila keadaannya seperti itu, maka pakaian tersebut dapat menjadi bahagian dari perkara yang dapat menyesatkan. Dapat juga menjadi salah satu sebab bagi timbulnya kejahatan dan menjadi salah satu sebab menimbulkan fitnah. Maka untuk melindungi perempuan dan untuk memelihara masyarakat, Islam mengharamkan ‘tabarruj’ (berhias) sekaligus memerintahkan perempuan agar berpakaian hijab dengan memakai pakaian yang longgar, tebal, dan tidak tergambar bentuk tubuhnya.
Perhatikanlah! Allah sebegitu jauhnya memerintahkan kepada seorang perempuan muslimah untuk menutup tubuhnya dan tidak menampakkan sedikit pun dari bentuk tubuhnya itu. Kesemuanya ini dengan matlamat untuk menghormati dan melindungi kaum wanita agar mereka memiliki marwah dan harga diri yang sempurna. Bagaimana dengan perempuan-perempuan di zaman kita sekarang. Mereka telah keluar dari syariah yang telah ditetapkan Allah di dalam hal berpakaian. Yang mereka pakai adalah pakaian yang sempit, pendek dan ketat. Mereka juga memperlihatkan perhiasan-perhiasan pada tempat-tempat berkumpulnya manusia. Terhadap hal ini para suami atau pun wali mereka hanya dapat mendiamkannya sahaja. Sebahagian dari mereka kita ketahui tetap mendirikan solat, membayar zakat malah juga memuliakan Allah dengan berhaji ke rumah-Nya yang suci.
Sebagaimana wanita dilarang berpakaian ketat yang dapat menggambarkan bentuk tubuhnya, demikian jugalah dilarang bagi para muhrim untuk melihat yang tergambar dari auratnya. Sedangkan kepada lelaki asing dilarang untuk melihat yang tergambar dari seluruh bentuk tubuh wanita. Walau pun pakaian yang dikenakan itu tebal
serta tidak nipis.

3. Memakai Pakaian Warna-Warni

Dasar dari menutup aurat ke atas wanita adalah untuk menutupi bentuk tubuh dan mencegah pandangan orang kepadanya. Maka jika hijab diperindah dengan gambar-gambar yang menawan, warna-warni atau pun jahitan yang indah dan dapat menarik perhatian orang lain, akan hilanglah hikmah memakainya. Hijab yang seperti itu tidak berfungsi untuk mencegah pandangan orang lain, tidak pula dapat menolak kesan yang bakal ditimbulkannya. Oleh itu pakaian yang seperti itu dilarang untuk dipakai. Dengan itu pakaian-pakaian seperti itu termasuklah ke dalam senarai pakaian-pakaian yang tidak boleh untuk ditampilkan dan dipakai. Padahal dengan menutup aurat yang sempurna, akan tertutuplah salah satu sebab dari pelbagai sebab yang dapat menimbulkan fitnah, dan tertutup pulalah ancaman mangsa bagi manusia yang telah sakit jiwanya.
Wanita Yang Menyerupai Lelaki

DARI SEGI PAKAIAN

Tidak dibenarkan seorang wanita menyerupai seorang lelaki atau pun sebaliknya seorang lelaki menyerupai seorang wanita. Penyerupaan tersebut dilarang samada dalam suara, bentuk tubuh, cara berjalan, gerak-geri, pakaian mahupun dalam hal-hal lain yang memang pada keduanya telah terdapat perbezaan. Allah Taala telah menciptakan wanita dan lelaki. Bagi masing-masing diciptakan pula tabiat yang khusus sehingga mereka saling berbeza. Dengan perbezaan tersebut yang satu akan tertarik kepada yang lainnya. Dia dapat menenteramkan hati dan perasaannya kepada pasangannya. Dengan begitu kehidupan manusia akan berlanjut untuk memakmurkan dunia. Namun sebaliknya penyerupaan antara yang satu dengan yang lain merupakan kenyataan yang melanggar norma kehidupan. Sekaligus sebagai penderhakaan terhadap fitrah wanita dan lelaki yang telah ditetapkan Allah kepada mereka. Lalu berkecamuklah di hadapan mereka faham-faham persamaan. Menghilanglah sendi-sendi perbezaan alami di antara kedua jenis tersebut. Masing-masing telah mulai kehilangan spesifikasi khas yang dimiliki dan yang membezakannya. Hingga mulailah terdapat kecenderungan wanita untuk bersifat ‘jantan’ (kelelakian) dan lelaki pula bersifat kewanitaan (pondan). Pernikahan akhirnya tidak dipentingkan kerana memperturutkan kemahuan sesama jenis.
Dengan begitu bermaharajalelalah homoseksual. Terjadilah perbuatan-perbuatan yang dapat menjauhkan rahmat Allah. Kehinaan mengambil tempat kemuliaan. Perbuatan seks dengan sesama jenis meminggirkan tempat-tempat pernikahan yang sesuai dengan syariah. Hal ini dapat disaksikan di Eropah. Mulai dari bercinta dengan sesama jenis hingga kepada penghambaan terhadap nafsu syahwat. Malahan sebahagian perempuan dari masyarakat tersebut dapat menjadikan anjing sebagai tempat pelampiasan hawa nafsunya. Kebiasaan-kebiasaan buruk itu, kini mulai menyerang belia-belia Islam. Dimulai dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan aneh mahupun kegemaran-kegemaran yang tidak lazim, pemuda di dunia Islam mulai memanjangkan rambutnya, mencukur janggutnya, menghaluskan suara dan juga menyempitkan pakaiannya. Sedangkan gadisnya memendekkan rambut, merokok, bersuara lantang bagaikan lelaki. Semua itu dilakukan tanpa rasa malu yang dapat menghalangi perbuatan tersebut.
Rasulullah melarang seorang lelaki menyerupai wanita dan juga wanita yang menyerupai lelaki. Dari Abu Hurairah r.a yang berkata:
“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang memakai pakaianperempuan atau pun perempuan yang memakai pakaian lelaki.”
Dari Ibnu Abbas yang berkata:
“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang menyerupai perempuan danperempuan yang menyerupai lelaki.”
Al Hafiz Ibnu Hajr berkata:
“Menurut at Tabari, maknanya bahawa tidaklah dibolehkanlelaki menyerupai perempuan dalam pakaian atau pun perhiasan yang memang dikhususkan untuk perempuan. Demikian sebaliknya,dan demikian pula kiranya dalam berbicara dan berjalan. Ada pun dalam hal bentuk pakaian terdapat perbezaan pendapat berkenaan dengan perbezaan negeri. Akan tetapi perempuan dibezakan dengan berhijab dan menutupi dirinya (tubuhnya).”
Tentang penyerupaan dalam suara dan berjalan, hal ini dikhususkan kepada mereka yang memang sengaja melakukannya. Namun apabila penyerupaan tersebut memang dari asalnya (pembawaan lahir/semulajadi) dia hanya diperintahkan untuk meninggalkannya dan berusaha secara tekun dan beransur-ansur untuk merubatnya. Bila dia tidak berbuat seperti itu, lalu dia pun tetap dalam kebiasaan tersebut, maka dia akan mendapat celaan. Bila keadaannya seperti itu maka itulah dimaksudkan dengan lafaz (menyerupai). Sedangkan yang telah pasti seperti menurut an Nawawi: seorang pondan semulajadi (pembawaan lahir) tidak akan dicela selama dia tidak mampu untuk meninggalkan sifatnya dalam berjalan, berbicara, setelah berubat dan usaha untuk memperbaikinya. Namun bila dia dapat merubah (pembawaan lahir) tersebut walau pun secara beransur-ansur sedangkan dia menolaknya, maka dia mendapat celaan.
Dari Ibnu Abbas r.a yang berkata:
“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang bersifat keperempuanandan perempuan yang kelelakian. Sabdanya: “Keluarkanlah mereka dari rumah-rumahmu.” Ibnu Abbas berkata: “Nabi SAW mengeluarkanseorang lelaki seperti itu dan Umar mengeluarkan perempuan yang seperti itu.” Jika seorang perempuan mengenakan pakaian lelaki yang dibalik, berlubang dan tangannya yang sempit, bererti dia telah menyerupai lelaki. Maka dia akan mendapat laknat dari Allah. Demikian pula dengan suaminya yang membiarkannya seperti itu atau pun redha kepada perbuatan isterinya serta tidak melarang dan mencegahnya padahal para suami diperintahkan untuk memelihara isteri mereka agar teguh di dalam ketaatan kepada Allah. Para suami juga diperintahkan untuk mencegah isteri mereka dari perbuatan maksiat. Hal ini adalah amanat dari firman Allah SWT menerusi firman-Nya yang bermaksud:
“Didiklah dan ajarlah mereka dan suruhlah mereka untuk mematuhi Allah lalu cegahlah mereka dari berbuat maksiat kepada Allah.”
(At-Tahrim: 6)
Wanita Yang Menyerupai Orang Kafir

DARI SEGI PAKAIAN

Tidak dibenarkan seorang muslim menyerupai orang kafir di dalam perbuatan, ucapan dan perayaan hari raya mereka. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat Islam dapat memiliki keperibadian yang berbeza dari yang lain dalam segala cara kehidupan mereka. Selain itu kesepakatan masyarakat muslim dengan masyarakat kafir di dalam perbuatan, ucapan, pakaian mahupun hari-hari raya mereka dapat mendorong mereka untuk menyerupai masyarakat kafir. Tentunya hal ini dapat menimbulkan kerosakan akidah dan dapat menghilangkan identiti keperibadian masyarakat muslim. Dan kemungkinan lebih jauh, bahawa mereka menjadi pengikutmasyarakat yang memusuhi mereka. Padahal Islam tidak menghendaki penganutnya menjadi pengikut musuh-musuhnya. Akidah yang mereka pegang mengajarkan mereka menjadi pemimpin bagi manusia, bukannya menjadi pengikut bagi setiap pendusta dan penyeleweng. Firman Allah yang bermaksud:
“Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedihhati padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya jika kamu orang-orang yang beriman.”
(Ali Imran: 139)
Adapun larangan untuk menyerupai dengan masyarakat kafir terdapat

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

SUAMIKU YG TERAMAT KUSAYANGI..

SUAMIKU YG TERAMAT KUSAYANGI..
Memahami,Penyayang,Penyabar,Sporting dan yg paling penting...menerima aku dan keluargaku seadanya.....Aku bertuah memiliki seorg suami sepertinya..:)

INILAH IBUKU YANG AMATKU SAYANGI

INILAH IBUKU YANG AMATKU SAYANGI
TERIMAH KASIH IBUKU...hanya ucapan itu yg mampu ku berikan untukmu yg selalu menyayangiku.Hanya ALLAH yg dapat membalas segala pengorbananmu kepadaku sejak aku dilahirkan sehingga nafasku yg terakhir.Aku bersyukur memilikimu sebagai ibuku dunia akhirat.

DIALAH SEORANG AYAH YG AMAT PENYAYANG

DIALAH SEORANG AYAH YG AMAT PENYAYANG
Aku beruntung memiliki seorang ayah yg amat penyayang.Terlalu byk yg dikorbankan untuk membesarkan kami adik beradik.Terima kasih di atas segala pergorbananmu ayahku.sesungguhnya,hanya ALLAH yg dapat membalas jasa baikmu padaku..Dan hanya ALLAH yg mengetahui sayangnya aku padamu ayahku.

ADEQ YG SELALU MERIUHKAN KEADAAN KELUARGAKU..

ADEQ YG SELALU MERIUHKAN KEADAAN KELUARGAKU..
Seorang berhati baik walaupun zahirnya selalu membuat kami sekeluarga riuh dengan perangainya yg tak dapat ditafsirkan.

SATU2NYA ADEQ YG PEMALU

SATU2NYA ADEQ YG PEMALU
Ni adeq aku yg sedang belajar kat matrik labuan.Tapi seorang yg pemalu dan pendiam.Banyak berahsia dan tidak mudah di dekati.Dan seorang yg sensitif giler...

....WARTAWAN ASTRO...

....WARTAWAN ASTRO...
Pembawa khabar atau cerita yg sensasi.Tak kiralah luar atau dalam kawasan..yg penting semua berita 100% betul dan bukanlah gosip semata2.Skg tgh study form 6...mana2 wartawan pun kene blajar dari dia kalu nak cari liputan yg PANAZZZZ...

NI BUAH HATI PENGARANG JANTUNG KAMI SEKELUARGA

NI BUAH HATI PENGARANG JANTUNG KAMI SEKELUARGA
Adeq yg jadik kebahagiaan kami sekeluarga.Yg memgubati hati ibu dan ayah bila sunyi..penuh dengan keletah nakal dan cerewet..Tapi itulah yg menjadi kegembiraan kami.

USAHA, DOA DAN TAWAKAL

Jangan pernah kenal putus asa dalam kehidupan..inilah yang aku pelajari dari seseorg yg bernama suami.Hadapi semua cabaran dan dugaan dengan senyuman yg membanggakan.Kerana itu akan membuat kita lebih maju dalam kehidupan dunia dan akhirat.Seimbang dalam percaturan hidup,carilah keberkatan dalam usaha kita. INSYA'ALLAH........
;
free glitter text and family website at FamilyLobby.com

BELI KOMPUTER DENGAN HARGA YANG MURAH